Cerita Warga Surabaya Utara Fobia Bau Daging dan Telur Ayam

Meski fobia bau daging, warga Surabaya itu tetap suka bakso.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Sep 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2016, 13:01 WIB
20160702-Sambut Idul Fitri, Harga Daging Sapi Meroket-Jakarta
Aktivitas jual beli daging sapi di pasar daging tradisional Palmerah, Jakarta, Senin (4/7). H-2 Idul Fitri 1437 H, harga kebutuhan daging sapi meroket dari Rp 130.000 menjadi 150.000 per kilogram. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Surabaya - Seorang warga Jalan Pengampon, Surabaya Utara, punya fobia yang tidak biasa. Lelaki yang bernama panjang Syaiful Arif mengaku takut dengan bau daging, baik daging sapi maupun kambing.

Pria yang akrab disapa Edo menuturkan, ketidaksukaannya pada bau daging sudah diidap sejak dalam kandungan. Ibunya menceritakan, jika ia selalu mual ketika mencium bau daging sapi. Praktis, selama sembilan bulan mengandung, sang ibu tidak pernah sekalipun makan daging.

"Kebetulan pada saat mengandung saya saja, ibu saya tidak suka bau daging, jadinya saya seperti ini. Kalau kakak dan adik saya tidak punya masalah dengan daging dan mereka suka makan daging," tutur Edo kepada Liputan6.com di Surabaya, Senin, 12 September 2016.

Ia menuturkan saat mencium bau daging, kepalanya langsung pusing dan perutnya mual. Hal itu terus berlangsung hingga dewasa. Meski begitu, Edo tidak bermasalah jika harus memakan makanan berbahan daging sapi, seperti bakso.

"Saya paling suka makan bakso, walaupun pentolannya dari daging sapi. Yang penting baksonya tidak sampai bau daging, pasti baksonya saya makan sampai habis," ucap Edo.

Edo menuturkan fobianya itu hanya diderita olehnya. Kakak dan adiknya tidak pernah mempunyai masalah dengan daging sapi.

"Kalau ada pilihan makan daging sapi atau ayam, ya jelas saya akan makan daging ayam mas," ujar Edo.

Telur Ayam

Selain Edo, ada tetangganya yang lain yang mengalami fobia unik. Fredy Noya juga mengalami fobia makan telur ayam sejak dirinya berada didalam kandungan sang ibu.

"Jangankan makan, lihat dan pegang telur saja. Saya sudah merinding mas," kata Fredy.

Ia juga mengatakan bahwa hanya dirinya saja yang mengalami trauma kepada ayam telur. "Pada waktu mengandung kakak, ibu saya tidak punya masalah dengan telur ayam. Tapi pada giliran saya, ibu trauma pada telur ayam, ya jadinya kayak gini mas," ucap Fredy.

Meski begitu, Fredy mengakui dirinya suka makan martabak walaupun sebagian bahan dasar ada telur ayamnya. "Martabak saya suka, yang penting jangan sampai ada bau telur ayamnya. Pasti saya makan habis martabaknya mas," ujar Fredy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya