Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya menargetkan kunjungan wisatawan ke Borobudur meningkat dari 1 juta menjadi 5 juta orang per tahun seiring dengan pembangunan konektivitas moda transportasi di wilayah Jogja dan Jawa Tengah.
"Borobudur masih kalah dengan Angkor Wat yang bisa menyedot 4 juta pengunjung per tahun," ujarnya dalam Seminar Nasional Pengembangan Industri Pariwisata Gunungkidul di The Kasultanan Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat, 18 November 2016.
Menurut dia, pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah dan Kemenhub menghitung keberadaan moda transportasi supaya produktif sehingga berdampak langsung.
Ia mengatakan, pembangunan bandara di Kulon Progo juga diikuti dengan penerapan rute baru dari Stasiun Sentolo ke Jogja, yang juga terkoneksi dengan Solo sampai Bandara Adisumarmo.
Baca Juga
Kemenhub berencana mereaktivasi kembali lintas kereta api non-operasi Yogyakarta - Jawa Tengah, dalam hal ini perlintasan kereta api (KA) Yogyakarta – Magelang yang telah berhenti beroperasi sejak 1978.
Budi mengungkapkan Candi Borobudur di Jawa Tengah termasuk dalam titik destinasi wisata yang diutamakan selain Danau Toba di Sumatera Utara dan Mandalika di Pulau Lombok. Akan tetapi, persoalan aksesibilitas transportasi menjadi suatu kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur.
Rencananya, perlintasan KA baru yang rencananya akan dimulai pada pertengahan 2018 dan selesai pada 2019.
Ia menambahkan estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan pembangunan perlintasan KA sepanjang 40 kilometer ini memerlukan biaya sekitar Rp 5-6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta.
Bandara Gading
Menhub Budi Karya juga membidik bandar udara yang terdapat di Gading supaya dapat dimiliki Guningkidul. Tujuannya, sebagai koneksi moda transportasi yang mempermudah aksesbilitas ke wilayah wisata di Gunungkidul.
"Semula rencananya untuk Angkatan Udara dan tidak jadi, bisa ada kemungkinan Gunungkidul memiliki bandara sendiri," ujar dia.
Ia mengungkapkan, pemerintah memprioritaskan pengembangan tiga tempat wisata di Indonesia, yakni Danau Toba, Mandalika, dan Borobudur. Keberadaan Kulonprogo dan Gunungkidul bisa diikutsertakan ke pengembangan Borobudur sehingga wisatawan yang datang ke Gunungkidul bisa juga melihat Borobudur.
"Bila Borobudur dijadikan destinasi wisata maka harus menambah length of stay, dan saya berpikir Gunungkidul serta Kulonprogo bisa melengkapi," ucap dia.
Budi juga mengaku sudah melakukan survei ke Tasikmalaya serta Pangandaran dan menemukan fakta pengembangan Jawa bagian selatan relatif sulit karena kondisi geografis yang berbukit dan biayanya mahal.
"Kami sedang berpikir membangun jalur wisata di selatan Jawa berupa pelabuhan wisata," kata dia.
Penerapannya berupa pelabuhan wisata dari Trenggalek, Pacitan, Gunungkidul, sampai ke Pelabuhan Ratu. Hal itu, kata dia, perlu konsekuensi teknologi tertentu supaya masyarakat bisa menangkap ikan di samudera.
Advertisement