Akhir Petualangan 6 Perompak Bengis di Selat Malaka

Dari keenam perompak tersebut, tiga di antaranya pemain lama.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 27 Des 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 10:00 WIB
Perompak Selat Malaka
Tim Reaksi Cepat (WFQR) Lantamal IV/Tanjungpinang meringkus enam perompak di perairan Selat Malaka. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Tim Reaksi Cepat (WFQR) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV/Tanjungpinang meringkus enam perompak kambuhan yang kerap beraksi perairan Selat Malaka. Para bajak laut yang masuk dalam jaringan kejahatan internasional itu ditangkap di Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Senin dini hari tadi.

"Dari keenam pelaku, tiga di antaranya pemain lama, yaitu UA TA, dan L," ucap Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama (Laksma) TNI S Irawan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Batam, Senin (26/12/2016).

Irawan menjelaskan, UA adalah mantan narapidana yang dijatuhi vonis 4,5 tahun dalam kasus pembajakan MT Zafirah pada 2012. UA berperan sebagai pemanjat kapal.

Sementara, TA yang juga berperan sebagai pemanjat, adalah pelaku percobaan pencurian terhadap MT Lautan Promise pada 2013. Sedangkan L alias Romo pernah ditangkap Tim WFQR Lantamal IV pada 2015. "L diduga akan melakukan tindak kriminal di perairan OPL timur Malaysia," Irawan menambahkan.

Danlatamal Tanjungpinang mengungkapkan pula, para perompak itu akan beraksi di Selat Malaka. Gerombolan lanun atau bajak laut ini berangkat dari Sungai Cantik, Batam menyisir ke arah Pulau Buluh hingga Pulau Sambu Kecil dengan tujuan perairan OPL Timur Malaysia. Mereka menggunakan kapal cepat pancung.

Kapal pancung digunakan untuk memanjat kapal yang sedang berlayar saat cuaca buruk dan gelombang laut tidak bersahabat. "Tiga pelaku yang merupakan pemain baru adalah MA berperan sebagai nakhoda, FSL berperan sebagai juru mudi atau pembantu nahkoda dan R yang berperan sebagai pemanjat," Irawan membeberkan.

Selain menangkap enam tersangka perompak, Irawan menyita barang bukti kapal GT 01 milik PS, warga Sagulung, Batam, empat telepon seluler (ponsel), tali panjat, dan senjata tajam.

"Kami telah memetakan jalur-jalur yang rawan terhadap tindak kejahatan. Hal ini dilakukan untuk menutup celah bagi para pelaku kejahatan yang akan melakukan aksinya di perairan Kepri," tutur dia.

Manfaatkan Momentum Libur dan Cuaca Buruk

Lebih jauh Irawan mengatakan, para perompak tersebut mencoba memanfaatkan momentum libur panjang dan cuaca buruk untuk beraksi. "Tim WFQR pun telah mengantisipasinya dengan bersiaga di jalur-jalur rawan tindak kejahatan."

"Mulai dari menjelang libur perayaan Natal dan Tahun Baru 2017, pengamanan perairan Kepri semakin ditingkatkan untuk meminimalkan tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan oleh para pelaku dengan memanfaatkan kelengahan aparat," Danlatamal Tanjungpinang memungkasi.

Sebelumnya, Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Dankuslamabar) Laksma TNI Muhammad Ali menyebutkan, keamanan laut wilayah barat terutama Selat Malaka ditingkatkan seiring perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Penambahan kapal dan jadwal patroli laut sebagai intensitas pengamanan Natal dan Tahun Baru," ujar Ali kepada Liputan6.com saat apel bersama di Lapangan Engku Putri, Kota Batam, Kamis, 22 Desember 2016.

Namun, Dankuslamabar tak menyebutkan berapa jumlah kapal tambahan pengamanan laut. Ia beralasan agar tidak diketahui sindikat kejahatan laut atau jaringan perompak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya