Menantang Arus Arung Jeram, Nyawa Dokter Muda Melayang

Dokter muda peserta arung jeram itu sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 09 Feb 2017, 22:06 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 22:06 WIB
Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Minahasa Utara - Seorang dokter muda Cherry Kalangi (27), warga Kota Manado, tewas setelah terseret arus sungai saat arung jeram di daerah aliran sungai (DAS) Tondano, Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Selasa, 7 Desember 2017, sekitar pukul 21.00 Wita.

Berdasarkan informasi, korban bersama empat rekannya dan tiga kru perahu mengikuti arung jeram. Saat melalui salah satu jeram, perahu karet terbalik hingga korban dan rekan-rekannya terseret arus yang cukup kencang.

Informasi adanya musibah itu langsung ditindaklanjuti warga sekitar bersama tim gabungan yang dikoordinir Indra Kusuma Oley. Setelah dua jam mencari, korban ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri.

Menurut Oley yang juga tokoh warga Sawangan pencinta arung jeram itu, korban ditemukan sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian. Selanjutnya, korban dilarikan ke RSUD Maria Walanda Maramis, Airmadidi.

Namun, nyawa korban tidak dapat ditolong karena mengalami beberapa benturan di bagian kepala dan badan. Kapolres Minut AKBP Eko Irianto melalui Kapolsek Airmadidi AKP Edi Susanto membenarkan adanya peristiwa itu.

"Informasinya korban saat itu bersama sekitar lima orang," kata Edi.

Arung jeram di Desa Sawangan itu sudah beberapa kali memakan korban. Sekitar empat tahun lalu, seorang mahasiswi pencinta alam dari Universitas Negeri Manado juga tewas terjepit di antara bebatuan setelah perahu terbalik di salah satu jeram.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya