Lontong Cap Go Meh Ternyata Saudara Muda Opor Ayam Lebaran

Lontong Cap Go Meh biasanya disajikan dengan sambal goreng labu siam, opor ayam, sayur lodeh, dan telur pindang.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 10 Feb 2017, 07:33 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 07:33 WIB
lontong cap go meh
lontong cap go meh

Liputan6.com, Semarang - Lontong Cap Go Meh, selalu hadir dua pekan setelah hari raya Imlek, termasuk perayaan Cap Go Meh tahun ini. Meskipun namanya menggunakan kosa kata Hokkian, ternyata lontong Cap Go Meh murni buatan anak negeri peranakan Tionghoa.

Menurut budayawan peranakan Tionghoa Semarang, Jongkie Tio, hari raya Cap Go Meh, sebenarnya bernama resmi hari raya Yuan Xiao Jie. Artinya malam ke-15 Tahun Baru Imlek. Perayaan itu sudah sejak Dinasti Han.

"Saat itu sebagian besar rakyat dan bangsawan, juga kaisar berkeyakinan Budha. Mereka mengetahui bahwa tanggal 15 Imlek, para bhikku akan menyalakan pelita untuk menghormati Budha. Maka, kaisar Han Ming Di kemudian memerintahkan penyalaan pelita di istana dan seluruh vihara," kata Jongkie Tio kepada Liputan6.com, Kamis, 9 Februari 2017.

Akan halnya kuliner khas imlek di Semarang, Jongkie menyebutkan, munculnya Lontong Cap Go Meh tak bisa lepas dari opor ayam dari ketupat opor ayam yang menjadi makanan khas Muslim di Jawa saat merayakan lebaran.

"Lontong opor ayam Cap Go Meh  adalah saudara muda ketupat opor ayam lebaran," kata Jongkie. 

Pemilik Restoran Semarang itu menuturkan, Lontong Cap Go Meh merupakan bukti bahwa Cina peranakan yang tinggal di Jawa meminjam tradisi masyarakat Muslim, kemudian memodifikasinya.

Kehidupan Cina peranakan dulu membaur dengan masyarakat lokal Semarang. Mereka hidup dalam perkampungan yang majemuk dan saling bertoleransi. Salah satu wujudnya adalah Lontong Cap Go Meh. 

Pinjam Tradisi

lontong cap go meh
lontong cap go meh

Masyarakat Cina peranakan mengerti betul tradisi keluarga muslim Jawa yang menyantap ketupat opor ayam yang dipadu dengan sambal goreng hati saat puncak perayaan lebaran. Santapan itu digelar sepekan usai hari raya Idul Fitri, dikenal dengan tradisi syawalan.

"Tradisi ini ditiru oleh Cina peranakan. Untuk merayakan Imlek, masyarakat Cina peranakan pulang dari tanah rantau, kumpul bersama keluarga merayakan Imlek," kata Jongkie.

Imlek dirayakan pada 1 hingga 15 bulan pertama Imlek. Biasanya, malam tanggal 15 keluarga mengadakan pesta makan sebagai puncak atau penutup perayaan Imlek, sebelum kembali merantau. Cap Go Meh berarti perayaan malam ke-15 di bulan pertama tahun Imlek. 

Mengadopsi tradisi Bodo Ketupat, mereka membuat menu khas perayaan Cap Go Meh dengan membuat opor ayam dan aneka lauk pelengkapnya.‎ Ada yang berbeda dari Lontong Cap Gomeh dan Lontong Opor/Ketupat Opor versi jawa. Yang utama adalah adanya taburan tepung kedelai.

"Cita rasa tepung kedelai yang gurih itu memperkuat gurihnya santan," kata Jongkie.

Selain opor ayam dan sambal goreng, sajian lontong Cap Go Meh biasanya disertai dengan telur pindang, yakni telur yang diolah dan menghasilkan warna kecoklatan.

Selain itu, sambal goreng yang disajikan biasanya adalah sambal goreng labu siam, kemudian ada sayur lodeh yang berisi campuran sayuran, mulai dari terong, kacang panjang, kol dengan kuah santan tak begitu kental.

Nah, sebentar lagi perayaan Cap Go Meh digelar. Sudah siapkah menyantap Lontong Cap Go Meh?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya