Cerita Gubernur Bali Diprotes Saat Melepas Kepulangan Raja Salman

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menyebut kehadiran Raja Salman di Bali merupakan momentum buat pariwisata di Pulau Dewata.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mar 2017, 07:32 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 07:32 WIB
Raja Salman
Raja Salman saat di Bandara I Gusti Ngurah Rai. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Bagi Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, pakaian yang digunakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud yang berwisata ke Bali pada 4-12 Maret 2017 itu menunjukkan kekhasan suatu tokoh negara yang patut diteladani.

"Karena itu, saat mengantar kepulangan Raja Salman (12/3/2017) di Bandara Ngurah Rai, saya mengenakan pakaian raja juga (maksudnya, pakaian adat/tradisional Bali)," ucap dia, dilansir Antara, Selasa, 14 Maret 2017.

Dalam pertemuan dengan awak media di ruang pertemuan Biro Humas dan Protokoler Pemprov Bali, mantan Kapolda Bali itu mengaku kalangan tertentu memprotes pakaian adat Bali yang dikenakan saat mengantar sang raja itu.

"Saat itu, semua pejabat memang mengenakan dresscode, pakai jas, tapi saya justru mengenakan pakaian Raja Bali, karena saya juga ingin menghormati tradisi Raja Bali dengan menunjukkan kepada Raja Salman," tutur gubernur dua periode itu.

Meski diprotes kalangan tertentu, dirinya tetap merasa percaya diri. "Pariwisata itu intinya membuat orang nyaman berada di daerah kita, karena Bali itu juga dikenal dengan budayanya, maka saya menghormati budaya sini dengan mengenakan pakaian itu," ujar dia.

Ketika menjamu para awak media untuk makan bersama itu, Gubernur Mangku Pastika yang juga putra kelahiran Buleleng, Bali itu menyatakan kedatangan Raja Salman ke Bali memberi manfaat yang cukup besar untuk dunia pariwisata di Pulau Dewata.

"Secara finansial, bisa saja dihitung setiap orang mengeluarkan dana Rp 10 juta per hari, lalu dikalikan 1.500 orang dan dikalikan sembilan hari, tentu triliunan. Belum lagi sewa mobilnya dan keperluan lainnya," urai dia.

Lulusan terbaik di Akabri Kepolisian 1974 itu menegaskan bahwa dirinya tidak memanfaatkan kedatangan Raja Salman untuk kepentingan investasi ekonomi di provinsi yang dipimpinnya.

"Saya tidak ingin mengganggu Raja Salman dengan kepentingan lain, karena beliau datang memang untuk berlibur. Maka, kewajiban kita hanya membuat dia nyaman dan suka dengan Bali. Kalau raja merasa nyaman saja, sudah lebih dari cukup," ujar dia.

Bahkan, ia akan melakukan kajian untuk mendorong kunjungan masyarakat Timur Tengah untuk berwisata ke Bali. "Kunjungan wisata Raja Salman itu menjadi momentum bagi kita untuk menarik wisatawan Timur Tengah ke Bali. Kalau Raja Salman saja senang, apalagi rakyatnya," kata dia.

Oleh karena itu, Gubernur Mangku Pastika berencana mengevaluasi sejumlah objek wisata pasca-wisata Raja Salman itu. "Kita perlu benahi infrastruktur ke lokasi wisata, kita perlu evaluasi hotel dengan belajar pada hotel yang ditempati Raja Salman, dan objek wisata yang ada juga dibenahi, misalnya pantainya harus bersih dan hijau," kata dia.

Tidak hanya itu, tokoh peraih penghargaan "Officer of the Order of Australia" atau AO (2003) itu mengharapkan generasi muda Bali menata dirinya dengan kepandaian dalam berbahasa asing dan berkomunikasi yang baik untuk menjual pariwisata Bali ke depan secara lebih menjanjikan lagi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya