2 ABG Semarang Ketahuan Jadi Penari Telanjang di Tempat Karaoke

Selain dua ABG, ada lima perempuan lainnya yang juga menjadi penari telanjang. Salah satunya bahkan sudah berusia 46 tahun.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 21 Mar 2017, 11:02 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 11:02 WIB
ABG Penari Telanjang
Inilah rumah karaoke Wisma Barbie yang menggelar striptease

Liputan6.com, Semarang - Namanya Devie (samaran) dan Lora (samaran). Dua gadis itu masih berusia 15 tahun. Namun, mereka berdua berani melabrak norma dengan menjadi penari telanjang di sebuah tempat karaoke.

Aksi mereka meliukkan tubuh dengan gerakan-gerakan erotis itu sudah berlangsung lebih dari tiga bulan. Namun, tarian untuk memikat syahwat lelaki itu akhirnya dihentikan petugas Subdirektorat IV/Remaja Anak-Anak Wanita (Renakta) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah.

Polisi yang datang menggerebek dan mendapati kedua ABG itu tengah menggelar tarian telanjang di tempat karaoke Wisma Barbie I di Jalan Argorejo Gang 3 RT3 RW 4, Sunan Kuning, Kecamatan Semarang Barat, Kamis, 17 Maret 2017.

Selain dua ABG, polisi juga mendapati lima penari telanjang lainnya. Mereka masing-masing DP (23), warga Jalan Mpu Tantular, Kecamatan Semarang Utara; LS (22), warga Jalan Meliwis, Kecamatan Semarang Utara; P (46), warga Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang; GPA (26), warga Jalan Taman Sri Kuncoro, Kecamatan Semarang Barat,  dan SW.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djarod Padakova mengatakan pengungkapan pertunjukan tarian telanjang itu berawal dari informasi warga.  Penggerebekan kemudian dilakukan.

"Ditetapkan sebagai tersangka. Tidak dilakukan penahanan (tetap dijadikan tersangka)," kata Djarod.

Dalam prakteknya, mereka mengawali dengan membuka tawaran kepada pengunjung rumah karaoke dengan layanan tarian telanjang. Setiap sekali main, para konsumen dipungut bayaran ratusan ribu rupiah.

Sementara itu, Ketua Resosialisasi Argorejo atau yang dikenal sebagai kawasan Sunan Kuning, Suwandi Eko Putranto mengatakan bahwa praktek tarian telanjang itu kedua kalinya terungkap di rumah karaoke Wisma Barbie RT 3/RW IV Sunan Kuning .

Penggerebekan pertama terjadi pada 2010. Saat itu, pengelola tidak dikenai sanksi karena penarinya tidak berada di bawah manajemen Wisma Barbie, tapi orang luar yang menyusup sebagai pengunjung.

"Saya tidak tahu kalau itu di wisma Barbie ada kegiatan tari striptease. Tahunya pengelola wisma hanya sebatas melayani karoke bagi pengunjungnya saja," kata Suwandi.

Meski dua penari telanjang yang masih ABG itu tak ditahan, hasil pemeriksaan akhirnya menetapkan ada empat orang yang ditahan penyidik Ditreskrimum Polda Jawa Tengah.

Hasil penelusuran Liputan6.com, mereka meliputi tiga pria yang bekerja sebagai operator karaoke serta seorang perempuan yang jadi penyalur pekerja seks komersial (PSK).

"Untuk yang masih di bawah umur, mereka nggak ditahan, meskipun ikut dirazia saat berada di sebuah ruang karaoke Wisma Barbie Kamis malam kemarin," Suwandi menjelaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya