Aksi Gadis Cantik Sragen Hapus Coretan di Gunung-Gunung

Meski berguna, tak sedikit cibiran yang diterima gadis asal Sragen itu terkait aksinya menghapus coretan di gunung-gunung.

oleh Fajar Abrori diperbarui 31 Mar 2017, 12:49 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 12:49 WIB
Aksi Bersihkan Vandalisme di Gunung
Vandalisme hanya membuat alam pegunungan menjadi terlihat kotor. (Liputan6.com/Fajar Abrori).

Liputan6.com, Solo - Aksi pendakian gunung menjadi salah satu cara mengagumi keagungan Sang Pencipta. Mengagumi kebesaran Tuhan tentu harus diiringi dengan tindakan menjaga dan merawat, minimal tidak merusak. 

Sayangnya, masih ada yang mendaki gunung sambil merusak alam. Mereka melakukan aksi vandalisme di sela-sela pendakian.

Jika aksi vandalisme ini dilakukan banyak orang, alhasil alam pegunungan menjadi terlihat kotor. Gunung yang selayaknya dijaga malah menjadi tempat corat-coret.

Berangkat dari ironi itu, ada seorang gadis cantik yang miris dengan kondisi itu. Bukan sekadar prihatin, dia juga melakukan aksi nyata. Gadis ini bernama Luluk Kartikawati yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah.

Luluk, begitu begitu panggilannya melalui Clean Art Vandalisme on The Mountain (CAV OT Mountain), membersihkan aksi vandalisme yang dilakukan tangan-tangan jahil. Aksi CAV OT Mountain ini sendiri berawal pada 2013 saat dirinya naik Gunung Lawu, Jawa Tengah.

Luluk yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tidak tergabung dalam organisasi pecinta alam kampus. Meski demikian, ia sangat suka dengan kegiatan alam.

"Tahun 2013 itu naik ke Lawu. Sebenarnya naik ke Lawu itu sudah beberapa kali. Tapi saat naik tahun 2013 itu kok kondisinya kotor banget. Lalu langsung kepikiran saja, pengen banget naik gunung tapi juga membersihkan corat-coretnya," kata dia.

Keinginannya itu baru bisa direalisasikan akhir 2015 karena ingin fokus menyelesaikan kuliah. Lagi pula pada 2015 itu, ia berhasil menjadi Duta Wisata Sragen. Kemenangannya ini pun menjadi modal bagi dirinya untuk merealisasikan aksi bersih vandalisme di gunung.

"Tahun 2015, iseng ikut Duta Wisata. Ternyata menang. Habis itu senang, karena ke depannya saya ingin menjadikan aksi bersih vandalisme mendapat dukungan. Karena saya pikir aksi ini juga bagian melestarikan wisata alam," kata dia.

Namun, keinginannya itu tidak sesuai dengan harapan. Ia lalu mengajukan proposal untuk penggalangan dana aksi bersih vandalisme ke Dinas Pariwisata Sragen, ternyata responsnya lambat.

Meski jalan berliku harus ia tempuh, itu tak menghalanginya untuk melakukan aksinya. Tak hilang akal, ia kemudian secara mandiri mencari dana untuk membeli material membersihkan vandalisme di gunung.

"Saya jual jasa sketch lewat online. Kebetulan saya memang suka gambar. Saya jual jasa sketch Rp 50.000. Dan lumayan banyak yang suka," tutur gadis kelahiran 10 Agustus 1993.

Kerap Dicibir

Aksi Bersihkan Vandalisme di Gunung
Vandalisme hanya membuat alam pegunungan menjadi terlihat kotor. (Liputan6.com/Fajar Abrori).

Akhirnya dana terkumpul dan kebetulan ada donatur dari Surabaya menyumbang Rp 2,5 juta. Uang itu digunakannya untuk membeli bahan bersih-bersih, yaitu tinner, paint removers, sketch baja, semprotan.  Ia beraksi perdana di Gunung Merapi pada 31 Desember 2015 lalu.

"Aksi perdana dilakukan bersama 17 orang. Waktu itu kita juga membawa bibit tanaman dari Perhutani. Bibit tanaman kita bawa untuk membantu penghijauan di gunung, " jelas wanita berambut pendek ini.

Setahun berjalan, Luluk bersama anggota CAV OT Mountain ini sudah melakukan aksi bersih vandalisme di beberapa gunung. Di antaranya Gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Andong, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Rinjani.

Untuk sekali membersihkan, Luluk menghabiskan duit Rp 1 juta. Uang digunakan membeli bahan pembersih coretan.

"Sebenarnya membersihkan coretan itu simpel. Jika coretannya di batu, dimulai dengan mengelapnya pakai paint remover. Lalu kita tunggu beberapa menit kemudian disikat. Kita selain membersihkan coretan juga memungut sampah-sampah di gunung. Jadi kalau naik itu, kita bawa tas plastik besar. Turun kita bawa sampah," jelas Luluk yang bekerja di bank daerah Sragen ini.

Aksi positif kadang mendapat cibiran dari sebagian orang-orang, pun dengan kegiatan yang dilakukan Luluk. Ia pernah dikatai kegiatannya itu akan sia-sia saja, bahkan dianggap sedang pencitraan.

"Pernah ada mahasiswa pecinta alam, menganggap aksi saya sia-sia. Saya jawab saja, Ini aksi nyata kami, lha mana aksimu sebagai pecinta alam? Saya nggak peduli dengan cibiran orang, karena kegiatan ini positif. Banyak juga yang meresposn aksi CAV OT Mountain," ujar dia.

Hingga saat ini, CAV OT Mountain beranggotakan 22 orang. Anggota sebagian besar dari wilayah karesidenan Surakarta, ada juga Purwokerto, Tuban dan Jakarta. Mereka siap sedia untuk membersihkan vandalisme di gunung-gunung.

"Kalau mau bersih-bersih gunung kita cukup koordinasi lewat media sosial. Terus kita ketemu di pos pendakian. Lalu saya sendiri yang membawakan bahan-bahannya," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya