Liputan6.com, Ponorogo - Tim SAR gabungan memindahkan posko identifikasi korban untuk menghindari longsor susulan di sekitar lokasi bencana di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Tim memindahkan posko yang sebelumnya berada di ring 1 atau sektor A lokasi longsor di Desa Banaran ke samping Puskesmas Pulung, sekitar 15 kilometer dari Dukuh Tangkil, mulai hari kelima pencarian.
"Dengan alasan keamanan, posko dipindah karena khawatir ada longsor susulan," kata Koordinator Tim Disaster Victim Identification (DVI) Longsor Banaran AKBP Mochammad Ony Swasono, di lokasi bencana, dilansir Antara, Rabu (5/4/2017).
Advertisement
Posko identifikasi berupa tenda darurat dengan luas sekitar 24 meter persegi. Saat hujan turun, tim harus masuk ke tenda yang berdekatan dengan titik longsor.
Baca Juga
Koordinator DVI Longsor Banaran mengatakan posko dipindahkan karena keamanan kurang terjamin dan fasilitasnya tidak memenuhi syarat. Meski lebih jauh, ia menyatakan lokasi baru posko di dekat kantor Kecamatan Pulung lebih efektif bagi tim identifikasi.
"Jaringan komunikasi terputus karena sinyal susah dan pendalaman identifikasi terhadap jenazah harus detail sehingga memerlukan jaringan internet. Apalagi jenazah sudah tertimbun tanah beberapa hari yang dari segi fisik sulit dikenali," ucap Ony.
Anggota tim forensik dari Universitas Airlangga Surabaya Pudji Hardjanto menyambut positif pemindahan posko karena ada peralatan identifikasi yang pengoperasiannya membutuhkan koneksi internet.
Misalnya, menurut mahasiswa S-2 jurusan forensik itu, alat Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (Mambis) untuk meneliti identitas melalui sidik jari.
"Semoga kinerja tim semakin baik dan kami berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mengungkap identitas korban longsor," kata polisi berpangkat Aiptu tersebut.
Tim pencari menemukan tiga jenazah pada hari kedua dan ketiga pencarian korban longsor. Tim mengidentifikasi jenazah tersebut di posko karena secara fisik masih bisa dikenali.