Liputan6.com, Gorontalo - Banjir bandang di Kabupaten Gorontalo membuat ratusan rumah warga dan areal pertanian di wilayah tersebut terendam. Banjir itu mengakibatkan banyak kerugian bagi masyarakat. Tapi tidak bagi sejumlah warga di sekitar Danau Limboto, tepatnya di wilayah Kecamatan Telaga.
Mereka justru memanfaatkan situasi itu untuk mencari tangkapan ikan yang banyak. Seperti yang terlihat, Senin, 12 Juni 2017, warga asyik memancing ikan di sejumlah areal persawahan yang terendam di sekitar Danau Limboto.
Dengan peralatan pancing seadanya, mereka bisa mendapatkan tangkapan ikan yang lumayan banyak. Salah satu pemancing itu adalah Rolin Jafar (34). Rolin mengaku memancing sejak pagi hari hingga menjelang buka puasa. Â
"Ada sepanjang 1 kilometer areal wilayah persawahan di sini yang terendam banjir. Di sawah ada banyak ikan dan aneka biota laut Danau Limboto yang terseret," ujarnya.
Â
Menurut Rolin pula, aktivitas ini sudah rutin mereka lakukan. Ia bersama sejumlah warga menyadari betul, jika terjadi banjir bandang, pasti akan banyak ikan di sawah-sawah yang terendam air tersebut. "
Advertisement
Baca Juga
Situasi sawah terendam ini juga pasti akan berlangsung sedikit lama. Kalau Danau Limboto menguap, akan sulit surut lagi," jelasnya.
Â
Selain di Telaga, kondisi yang sama juga terlihat dilakukan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Telaga Biru, tepatnya di Desa Pantungo. Para warga justru asyik menyetrum ikan di genangan-genangan air sekitar rumah mereka sampai ke selokan-selokan.
Hasil tangkapan ikan dengan cara demikian pun cukup lumayan. Mereka bisa memperoleh mulai dari ikan kecil sampai lele berukuran jumbo.
Â
"Banyak Pak. Ini saya dapat yang lumayan besar untuk buka puasa," ujar Rustam di antara warga yang melakukan aktivitas setrum ikan kali itu.
Menurut Rustam, ikan yang ada di antara genangan air di sekitar tempat tinggal rumah warga itu diduga merupakan ikan peliharaan di kolam milik warga yang lepas akibat terjangan banjir.
Sementara itu, aksi menangkap ikan yang dilakukan oleh warga sekitar itu menarik perhatian warga sekitar. Mereka sengaja memadati jalan untuk menyaksikan warga yang tengah sibuk memancing atau menangkap ikan.
Puluhan Rumah Tertimbun Longsor
Di tempat berbeda, puluhan rumah yang berada di Kecamatan Tombatu dan Ratahan di Kabupaten Minahasa Tenggara tertimbun longsor pada Senin dini hari, 12 Juni 2017.
"Senin dini hari tadi terjadi longsor di dua kecamatan yakni Tombatu dan Ratahan, dan ada sekitar 24 rumah yang tertimbun longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Tenggara Ferry Uway di Ratahan, dilansir Antara.
Ia mengungkapkan untuk wilayah Kecamatan Tombatu, bencana longsor menimpa 21 rumah, dan di Kecamatan Ratahan tiga rumah. Sedangkan untuk di Kecamatan Ratahan, terjadi di Kelurahan Tosuraya Barat.
"Di Kecamatan Tombatu, lokasi terparah terkena longsor di Desa Desa Kali Oki, dan Desa Kali. Selain itu ada juga di Desa Betelen, Desa Tombatu 3 Timur, dan Desa Tombatu 1," ujarnya.
Ferry menambahkan warga yang terkena dampak bencana tersebut telah diungsikan ke saudara dan tetangga yang ada di sekitar desa. "Selain itu, kami mendata belum ada korban luka atau jiwa akibat dari dampak bencana ini," katanya.
Berdasarkan keterangan Camat Tombatu, selain longsor terjadi juga banjir bandang di kawasan pertanian warga. "Selain itu terjadi juga banjir bandang yang merusak 200 hektare sawah serta kolam ikan warga, dan 20 hektare lahan perkebunan cengkeh dan kelapa," katanya.
Dampak banjir bandang juga merusak jembatan penghubung antara Desa Tombatu ke arah Desa Banga. Bupati Minahasa Tenggara, James Sumendap yang meninjau lokasi bencana, langsung memerintahkan semua instansi terkait memberikan penanganan setelah bencana.
"Semua instansi baik Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPBD segera menyiapkan posko bencana untuk membantu para korban terdampak bencana," katanya.
James juga memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum untuk membersihkan longsor di rumah-rumah warga yang masih tertimbun dengan menggunakan alat berat.