Liputan6.com, Raja Ampat Arborek termasuk salah satu pulau dari banyaknya pulau-pulau yang tersebar di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kampung Arborek menjadi salah satu surga pencinta diving dan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah lautnya.
Banyaknya jenis ikan di sekitar Kampung Arborek sudah terlihat begitu perahu cepat yang membawa wisatawan menepi di dermaga. Dengan membuang sedikit saja makanan, berupa roti atau biskuit, ikan-ikan berbagai jenis dan ukuran langsung mengerumuni makanan tersebut.
''Ada aturan di kampung, bahwa warga dilarang menjaring ikan di sekitar kampung. Jika masyarakat ingin mencari ikan, harus keluar sejauh 3-4 mil dari lokasi kampung. Ini untuk mempertahankan ekosistem ikan yang berada di sekitar kampung,'' ucap Kepala Kampung Arborek, Daud Mambrasar, Senin, 26 Juni 2017.
Advertisement
Baca Juga
Kampung Arborek menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan, untuk menginap dengan berbagai macam penginapan yang ditawarkan di kampung ini.
"Biasanya, banyak wisatawan yang menginap di kampung ini, untuk melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau sekitarnya, seperti ke Piaynemo, Wayag dan lainnya," kata Daud.
Salah satu pemilik penginapan di Kampung Arborek, Michael Sada menyebutkan, kebanyakan wisatawan senang menginap di kampung ini, lantaran jaraknya di tengah-tengah antara Waisai, ibu kota Raja Ampat dan beberapa pulau yang berada di sekitarnya.
Kampung Arborek yang ditempuh selama satu jam perjalanan dari Waisai, memang menjadi alternatif untuk wisatawan bermalam di lokasi ini, guna memudahkan perjalanan lanjutan ke sejumlah pulau yang menjadi spot-spot penyelaman yang ingin disinggahi.
''Kampung Arborek memanjakan pencinta snorkeling dengan berbagai jenis ikan laut yang keindahan bawah lautnya," kata Michael.
Pulau Arborek dihuni 35 kepala keluarga atau 189 jiwa. Awalnya, penduduk setempat memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan. Namun dengan berkembangnya bisnis wisata di Raja Ampat, membuat warga banyak yang beralih menjadi pengelola penginapan.
Harga yang ditawarkan per satu orang untuk bermalam di kampung ini, cukup dengan satu harga yang diratakan hampir di semua penginapan, yakni Rp 350 ribu per kepala per malam, sudah lengkap dengan menu makan pagi, siang dan malam hari.
"Musim wisatawan berkunjung adalah November hingga Maret. Namun pada Juni-Juli biasanya, wisatawan sepi, karena musim angin selatan," Daud menambahkan.
Rata-rata per kepala keluarga di Arborek, Raja Ampat, memiliki penginapan 1-3 buah yang dikelola. Kesadaran wisata warga setempat, salah satunya dapat meningkatkan pemasukan bersih bagi warga pengelolaan penginapan berkisar Rp 5 juta per bulan.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Butuh Listrik
Kebutuhan listrik di kampung wisata ini sangat dinantikan, salah satunya bagi warga pengelola penginapan. Bayangkan saja, dengan mesin genset, setiap harinya dibutuhkan 10 liter bensin, untuk dapat menerangi listrik di rumah warga masing-masing, mulai pukul 18.00 WIT hingga 06.00 WIT pagi hari.
Dengan kata lain, satu liter bensin didaerah itu berkisar Rp 13 ribu atau masyarakat membutuhkan Rp 130 ribu setiap malam untuk menerangi rumahnya di malam hari.
"Tiang baru dipancang saja, masyarakat senang sekali, Apalagi, jika listrik sudah menyala. Warga sangat mensyukuri kehadiran PLN di kampung ini," kata Daud.
Kampung Arborek merupakan salah satu kampung wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sejak 2009. Sayangnya, sejak penetapan kampung wisata itu, listrik belum pernah menyala di kampung ini.
Sebagai kampung wisata, sudah sering kampung ini mendapat prestasi dalam berbagai lomba yang digelar pemerintah. Bahkan, Daud dan istrinya pada tahun 2015 diundang menghadiri Upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara karena terpilih sebagai kampung wisata terbaik.
Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat merupakan destinasi wisata utama di Indonesia bagian Timur. Ini sebabnya, program listrik masuk desa menjadi prioritas bagi PLN setempat. Tahun 2017 ada 51 desa atau kampung di Kabupaten Raja Ampat yang disurvei untuk program listrik desa.
''Ada 89 desa di PLN Area Sorong yang disurvei untuk program pelistrikan 2017. Sebanyak 51 desa berada di Raja Ampat, 32 desa di Kabupaten Sorong, 2 desa di Sorong Kota dan 4 desa di Kabupaten Tambrauw,'' ujar Manajer PLN Area Sorong Aep Saepudin, saat mengunjungi Kampung Arborek, Raja Ampat belum lama ini.
Raja Ampat diberi prioritas, karena merupakan destinasi wisata internasional yang membutuhkan peningkatan infrastruktur, termasuk di dalamnya ketersediaan energi listrik, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga yang mengelola obyek wisata serta adanya kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
"Kampung Arborek salah satu dari 51 kampung yang sudah dialiri listri, sejak pertengahan Mei 2017 lalu, sementara untuk desa-desa lainnya dilakukan pembangunan jaringan," kata Aep.
Advertisement