Aksi Keren Guru Jepara Melawan Pungli Terselubung

Guru Jepara itu mengorbankan uang sertifikasinya untuk mencegah pungli terselubung kepada siswa.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 16 Jul 2017, 07:02 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2017, 07:02 WIB
Aksi Keren Guru Jepara Melawan Pungli Terselubung
Siswa siswi SMA / SMK Islam Jepara mendapatkan seragam dari guru-gurunya sebagai upaya melawan pungli berkedok pembelian seragam. (foto: Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jepara - Pungli di sekolah masih terjadi di sejumlah tempat. Pungli itu dilegalisasi dengan berbagai dalih. Salah satunya adalah dengan pembelian seragam].

Harga seragam identitas tiap sekolah biasanya menjadi mahal karena harus dibeli melalui koperasi guru atau langsung ke sekolah. Di sekolah negeri Jepara, empat setel seragam sekolah dibanderol hingga Rp 700 ribu lebih.

Hal itu yang kemudian mendorong sejumlah guru di SMA/SMK Islam Jepara memberikan seragam sekolah secara cuma-cuma kepada siswa baru. Sekolah mendapatkan uang untuk membeli seragam yang dibagikan kepada siswa dari patungan guru.

"Guru yang sudah sertifikasi, satu kali gaji sertifikasinya dikumpulkan kemudian dibelikan seragam siswa," ujar Kepala SMA/SMK Islam Jepara Nur Ikhasan, Sabtu, 15 Juli 2017.

Menurut Ikhsan, bagi siswa baru SMA Islam mendapatkan seragam OSIS, Olahraga, dan Pramuka secara gratis. Sementara bagi siswa baru SMK Islam, hanya membeli satu setel seragam jurusan. Seragam lainnya diberikan cuma-cuma.

Para siswa sekolah Islam mengenakan seragam olah raga yang dibeayai dengan iuran guru-guru. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

"Kalau untuk siswa baru SMA, kami gratiskan semua, karena peminat SMA memang sedikit. Tahun ini saja kami hanya mendapatkan 32 siswa," kata Ikhsan.

Seorang guru SMA Islam Jepara yang sudah sertifikasi, M Nuh Thabroni mengaku tak keberatan dengan adanya iuran satu kali gaji sertifikasi itu. Sebab, uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

"Apalagi ini kan untuk siswa. Kondisi keuangan sekolah swasta dan negeri berbeda," kata Thabroni pengajar mata pelajaran Sejarah.

Iki Setiawan, guru seni budaya juga menyebutkan bahwa sebagai guru tetap di yayasan, ia ikut iuran untuk membeli seragam siswa saat menerima tunjangan fungsional.

"Setiap guru yang dapat tunjangan atau sertifikasi atau apa pun dari pemerintah, satu bulannya disumbangkan ke siswa melalui sekolah untuk seragam siswa dan lain-lain," kata Oki.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya