Liputan6.com, Palembang - Rencana kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji tiga kilogram sedang dikaji Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel). Namun, ada tiga kawasan yang menjadi fokus utama Pemprov Sumsel, yaitu perairan, perbukitan, dan pedalaman.
Seperti di Kota Palembang, Prabumulih, dan Lubuklinggau, dari SPBU radius 15 kilometer hingga 60 kilometer, harga jual elpiji isi tabung tiga kilogram mencapai Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per tabung.
Namun di kabupaten lainnya, seperti Ogan Komering Ulu (OKU) dan OKU Selatan mengalami kendala infrastruktur yang tidak sesuai dengan HET elpiji yang dipatok Rp 14.800 dari tahun 2014.
Advertisement
Baca Juga
Asisten II Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Fahruddin Rozi mengatakan HET yang ditetapkan sejak 2014 dengan kenyataan di pasar jauh berbeda. Terlebih, infrastruktur di Kabupaten OKU kebanyakan kawasan perairan dan perbukitan.
"Jarak dari SPBE itu sejauh 77 kilometer dan cuma menjangkau kecamatan Ulu Ogan dan Kedaton," ucap dia dalam rapat usulan kenaikan HET elpiji tiga kilogram di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel, Senin, 31 Juli 2017.
Di Kabupaten OKU Selatan yang merupakan wilayah paling ujung di Sumsel, masih banyak kawasan yang sulit terjangkau. Alhasil, harga jual elpiji tiga kilogram di pangkalan gas cukup tinggi, terlebih jika sampai ke tangan masyarakat.
Bahkan, menjelang hari raya Idul Fitri lalu, harga satu tabung gas bisa tembus di angka Rp 30.000. Di tujuh kelurahan di Kabupaten OKU Selatan, mereka hanya mempunyai enam agen elpiji.
Menurut Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Pemprov Sumsel, Permana, sejauh ini penghitungan HET elpiji tiga kilogram masih mengacu ke jarak radius dari SPBE. Angka HET gas elpiji yang disepakati adalah sebesar Rp 15.650 per tabung.
"Untuk tiga kawasan tersebut nanti ada perhitungan khusus. Tim biro ekonomi akan menuangkan secara detail berapa koridornya agar bisa mengakomodir ketiga daerah itu," katanya.
Sekretaris Jenderal DPD Hiswana (Himpunan Wirausaha Nasional Minyak dan Gas Bumi ) Migas Sumsel, Nina Hikmah, mengatakan bahwa HET di Sumsel kalah dibandingkan Provinsi Jambi dengan harga Rp 16.500 dan Lampung sebesar Rp 16.000.
Pihaknya juga menampung keluhan dari para agen yang berada di kawasan perairan, perbukitan dan pedalaman karena HET gas tahun 2014 tak sesuai dengan biaya distribusi.
PT Pertamina juga diharapkan bisa memantau harga elpiji di pasaran, karena pengecer sering merusak patokan harga gas ke masyarakat.
"Harusnya 50 persen dari alokasi ke pangkalan itu harus dijual ke rumah tangga dan UMK kecil yang bukan warung tapi jual makanan kecil. Satu kelurahan harus ada satu pangkalan, kita harapkan (HET baru) bisa selesai bulan September nanti," katanya.
Saksikan video menarik di bawah ini: