Liputan6.com, Solo - Ibadah haji adalah undangan khusus dari Allah. Hanya orang-orang pilihan yang mampu memenuhi rukun Islam kelima itu. Tak hanya orang berduit, siapa pun bisa berangkat haji ke Tanah Suci, termasuk orang-orang yang secara ekonomi tidak menonjol.
Adalah Muftiyah binti Daryo (69), warga Jalan Kemuning, RT 01/003, Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Sang nenek yang berprofesi sebagai tukang urut pada tahun ini menjadi salah satu anggota jamaah calon haji Kota Tegal.
Derai air mata bahagia membuncah saat ia mendapatkan kepastian dari Kantor Kementerian Agama untuk berangkat haji tahun ini. Ia bersimpuh dan bersujud syukur atas anugerah terindah yang diterima.
Meski ibadah haji telah direncanakan selama berpuluh tahun lamanya, tak ayal ia seperti mimpi di siang bolong. Usaha kerasnya dengan menyisihkan uang Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu setiap hari selama 30 tahun akhirnya membuahkan hasil.
Baca Juga
Janda berusia 69 tahun yang berprofesi sebagai tukang urut ini pun akhirnya berangkat menunaikan ibadah haji bersama 349 calon haji lainnya dari Kota Tegal. Dengan diantar oleh tujuh anak dan 16Â cucu, ia bergabung dengan rombongan calon haji Kelompok Terbang (Kloter) 55 dari Kota Tegal.
Saat dikunjungi oleh Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno di Asrama Haji Donohudan, Kota Solo, Jateng, ia menuturkan kisah hidupnya dengan keharuan. Muftiyah mengaku mendapatkan dorongan dari gurunya, Kiai Haji Abu Chaer Annur, saat menyampaikan niatnya untuk berhaji.
"Alhamdulillah niat saya pergi ke rumah Allah SWT segera tercapai. Saya sangat bersyukur sekali, ini menjadi jawaban kerja keras dan doa saya selama ini," ucap Muftiyah, Minggu, 13 Agustus 2017.
Meski hanya berprofesi sebagai tukang urut dan memandikan bayi, ia yakin dengan izin Allah semua bisa terlaksana. Setiap harinya, perempuan berkulit sawo matang ini berkeliling dari satu langganan ke langganan lainnya, untuk memandikan bayi.
Sepulang dari kuliah Subuh, ia langsung berkeliling menggunakan sepeda listriknya hingga pukul 09.00 WIB. Setelah beres-beres rumah untuk beberapa saat, ia kembali melayani panggilan untuk mengurut. Semua itu dilakoni sang nenek demi berangkat haji ke Tanah Suci.
Advertisement
Sisihkan Uang untuk Tabungan Haji
Biasanya, ia bekerja dari pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB. Usai salat Zuhur, Muftiyah menyempatkan untuk beristirahat. Pada pukul 14.00 sampai pukul 17.00 WIB, ia kembali berkeliling untuk memandikan bayi. Penghasilan yang ia dapat sekitar Rp 100 ribu setiap harinya dan selalu ia sisihkan untuk tabungan haji.
"Saya yakin janji Allah SWT itu benar adanya, sehingga saya berusaha keras untuk mewujudkan impian saya untuk berhaji," ujar Muftiyah sambil menyeka air mata yang hampir menetes.
Sayangnya, faktor usia dan kebahagiaan tak terkira ini membuat Muftiyah kurang mempersiapkan fisiknya secara maksimal. Hingga sesampai di Asrama Haji Donohudan, ia merasakan lemas dan membutuhkan perawatan intensif untuk beberapa jam.
Muftiyah tergabung dalam Kloter 55 dengan nomor penerbangan GIA 6255 yang direncanakan berangkat dari Asrama Haji Donohudan Solo, Senin (14/8/2017) dini hari tadi, ke Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo, dan dilanjutkan terbang ke Tanah Suci.
Wajah Muftiyah mendadak berbinar saat dibesuk oleh Wali Kota Tegal di ruang perawatan intensif. "Saya berasa bangga bisa bertatapan langsung dengan orang nomor satu di Tegal," kata dia sambil memeluk Bunda Sitha, sapaan akrab Wali Kota Tegal.
Bunda Sitha terus memberikan support kepada Muftiyah, agar bertekad untuk lekas sembuh. "Bu Muftiyah harus lekas sembuh, untuk mewujudkan impian yang sudah berpuluh tahun. Karena kesempatan ini adalah rezeki dari Allah," ujar Masitha.
Wali Kota Tegal juga memberikan tali asih kepada ibu Muftiyah berupa uang dalam jumlah tertentu. Beberapa saat kemudian Mufiyah mengaku lebih fit setelah mendapat dukungan sang Wali Kota.
Adapun berdasarkan informasi yang diperoleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Suharjo, yang memang ditugaskan khusus untuk memantau kesehatan Muftiyah, sang nenek dipastikan hanya letih dan kurang istirahat.
Suharjo memastikan, upaya pemulihan dengan istirahat cukup, minum air teh hangat dan pemberian obat antimual, muntah, dan pusing, serta observasi yang terus-menerus, kondisi pasien berangsur pulih.
"Dan alhamdulillah setelah mendapat support dari Wali Kota dia tambah pulih lebih cepat," katanya.
2 Calon Haji Gagal Berangkat
2 Calon Haji Gagal Berangkat
Sementara itu, 349 calon haji asal Kota Tegal yang terbagi 10 rombongan dipastikan bakal terbang Ke Tanah Suci.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tegal, Akhmad Farhan mengatakan, jemaah calon haji Kota Tegal berjumlah 351 orang. Namun, dua calon haji oleh tim kesehatan dinyatakan tidak bisa diberangkatkan karena sakit, sehingga tinggal 349 orang yang dipastikan berangkat ke Tanah Suci.
"Dua (anggota) jemaah yang tidak bisa diberangkatkan atas nama Sijah binti Ratini Sarkum dan Siti Sumarni. Sedangkan untuk memenuhi satu kloter, maka Kota Tegal dapat tambahan mutasi empat (anggota) jemaah dari Kabupaten Tegal dan satu (anggota) jemaah dari Purwokerto," kata Akhmad.
Sementara itu, dari 349 anggota jemaah calon haji Kota Tegal ditambah empat orang mutasi dari Kabupaten Tegal dan satu calon haji dari Purwokerto masuk dalam Kloter 55 akan diberangkatkan dari Kota Tegal pada Sabtu, 12 Agustus 2017, pukul 21.00 WIB menuju Asrama Haji Donohudan, Solo.
Setelah sampai di asrama haji, panitia/petugas bus akan berkoordinasi dengan petugas haji untuk menetapkan dan mengantarkan mereka ke kamar penginapan, serta mempersiapkan waktu pemberangkatan esok hari.
Pada Senin pagi tadi sekitar pukul 03.55 WIB, jemaah calon haji diberangkatkan menuju Embarkasi Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah. Pesawat yang ditumpangi mereka terbang langsung menuju Bandara King Abdul Aziz, Kota Jeddah, Arab Saudi.
"Sebelum rombongan tersebut diberangkatkan ke Embarkasi Adi Soemarmo terlebih dulu dilakukan sweeping dan pengarahan lain terkait dengan keamanan dan kesehatan jemaah calon haji pada saat di pesawat dan di Tanah Suci," dia memungkasi.
Advertisement