Balasan Sopir Taksi Pekanbaru Usai Diserang Sopir Ojek Online

Setidaknya tujuh taksi konvensional di Pekanbaru rusak usai diserang para sopir ojek online.

oleh M Syukur diperbarui 21 Agu 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 13:30 WIB
Balasan Sopir Taksi Pekanbaru Usai Diserang Sopir Ojek Online
Setidaknya tujuh taksi konvensional di Pekanbaru rusak usai diserang para sopir ojek online. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Lebih kurang 500 taksi konvensional dari berbagai perusahaan angkutan di Kota Pekanbaru mogok beroperasi. Ratusan sopir lebih memilih berdemonstrasi di Kantor Wali Kota Pekanbaru dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman.

Mogok dan demonstrasi yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ‎itu merupakan buntut dari bentrok antara sopir angkutan online dengan sopir taksi konvensional di depan Mall SKA Pekanbaru, Jalan Soekarno-Hatta, Minggu malam, 21 Agustus 2017.

"Selain itu, aksi ini sudah direncanakan sejak lama dan menindak lanjuti aksi kita 2 bulan yang lalu sejak angkutan online beroperasi di Kota Pekanbaru," kata Jhoni, salah seorang supir taksi konvensional dari Riau Taxi di depan gedung DPRD Riau, Senin (21/8/2017) siang.

Dia menjelaskan, sejak awal Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Perhubungan tidak memberikan izin angkutan online ini beroperasi di Kota Bertuah. Namun, seluruh sopir ojek online masih nekat beroperasi.

Aksi ini, sambung Jhoni, diikuti oleh berbagai perusahaan taksi di Pekanbaru, di antaranya, Kopsi, taksi di bawah naungan Puskopau, Blue Bird dan Riau Taxi. Ada beberapa tuntutan dan alasan dari ratusan sopir ini menolak beroperasinya angkutan online.

"Pertama mereka tidak mendapatkan izin operasi dari Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Selanjutnya, mereka tidak membayar pajak kepada pemerintah setempat karena izinnya tidak ada," kata Jhoni.

Dari sisi pendapatan, pria 51 tahun itu menyebut‎ menurun drastis hingga 50 persen sejak kehadiran angkutan online ini. Penumpang beralih dari angkutan konvensional kepada ojek online karena tarifnya jauh lebih miring.

"Misalnya ke bandara, biasanya kami pasang tarif Rp 20 ribu, sedangkan mereka hanya Rp 10 ribu. Kan jauh sekali bedanya, dan ini tidak ada pajak," ujarJhoni.

Terkait bentrokan tadi malam, Jhoni menyebut dua unit mobil milik perusahaannya rusak. Sementara, dari taksi Kopsi ada dua unit dan taksi dari Puskopau ada tiga unit.

"Semuanya ada tujuh unit yang rusak. Mereka (angkutan online) tadi malam ada ratusan orang menyerang kami," kata Jhoni.

Jhoni menyebut aksi mogok dan demonstrasi ini direncanakan sehari saja. Dia berharap ada keputusan dan kebijakan dari Pemerintah Kota Pekanbaru serta DPRD Kota Pekanbaru terkait permasalahan ini.

"Sekarang ada empat perwakilan dari perusahaan berdialog dengan anggota DPRD Riau, mudah-udahan ada keputusan," kata Jhoni.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya