Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan driver ojek online di Pekanbaru, Riau, mengamuk di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di depal Mal SKA, Minggu petang, 20 Agustus 2017. Mereka menyasar para sopir taksi konvensional di kawasan itu dan mengejar serta memukuli sebagai aksi balasan.
Sebelumnya, dua pengemudi ojek online menjadi bulan-bulanan di lokasi tersebut. Alasannya, taksi konvensional merasa layanan antarjemput berbayar ini telah mengambil langganan mereka.
Akibat kejadian ini, suasana di depan mal tersebut sempat mencekam. Puluhan driver ojek online menghentikan setiap taksi konvensional berwarna kuning. Sopirnya ditarik keluar dan kaca mobil dipecahkan.
"Untuk mengamankan kejadian ini, puluhan personel polresta dari Satuan Sabhara, Lantas, Intelijen, dan Reserse diturunkan menenangkan situasi," kata Kapolresta Pekanbaru, Komisaris Besar Susanto, Minggu malam, 20 Agustus 2017.
Baca Juga
Dia menjelaskan, keributan ini berlangsung sejak pukul 17.00 WIB dan berlangsung hingga malam hari. Driver ojek online bersiaga di sana untuk mencari keberadaan sopir taksi konvensional yang sering mangkal di sana.
Kejadian sendiri bermula dari adanya larangan dari Pemerintah Kota Pekanbaru terkait operasi ojek online. Hal ini dapat dilihat dari beredarnya spanduk atas nama Pemerintah Kota Pekanbaru di sejumlah titik.
Untuk memastikan apakah ojek dan taksi online sudah berhenti beroperasi, beberapa sopir taksi konvensional memesan melalui aplikasi yang tersedia dan meminta salah satu driver transportasi online ke pintu masuk Mal SKA.
"Taksi konvensional mengorder dan memancing sebagai penumpang. Tujuannya memastikan apakah transportasi online masih beroperasi," kata pria dipanggil Santo ini.
Tak lama kemudian, datang sopir taksi online ke lokasi yang dijanjikan. Begitu sang driver turun dari mobilnya, lebih kurang tujuh sopir taksi konvensional yang sudah berkumpul langsung memukuli dan menggembosi ban taksi online tersebut.
"Mereka juga memberhentikan ojek online yang melintas di lokasi dan melakukan pemukulan juga. Driver ojek online yang dipukul diketahui bernama Arif, sementara driver taksi online belum diketahui," sebut Santo.
Mendapat perlakuan seperti itu, para sopir transportasi online masih menahan diri dan hanya berkumpul, kemudian melapor ke Polsek Tampan. Hanya saja, ketika membuat laporan, pemukulan terhadap driver ojek online masih berlangsung di lokasi.
Sudah tak tahan lagi, mereka beramai-ramai ke mal tersebut dan melakukan aksi balasan. Dalam sekejap, sopir taksi konvensional yang awalnya memulai kejadian ini terdesak dan menjadi buruan para driver transportasi online.
Menurut Santo, kejadian ini diselidiki Polsek Tampan. Baik dari sopir taksi konvensional ataupun driver transportasi online dimintai keterangannya untuk penyelidikan kasus ini.
"Sementara driver ojek online yang dikeroyok pertama dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk divisum," Santo menerangkan.
Usai turunnya para personel Polresta Pekanbaru di lokasi, Santo menyebut kondisi berangsur membaik. Meski demikian, beberapa sopir taksi konvensional masih berjaga di lokasi. Sedangkan driver ojek online sudah tidak terlihat lagi.
Advertisement