Kembang Api Menyala 4 Kali Pasca-penangkapan Wali Kota Tegal

Saat Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno memimpin, sejumlah kebijakannya dinilai kontroversial.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Agu 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 14:01 WIB
Kembang Api Menyala 4 Kali Pasca-penangkapan Wali Kota Tegal
Saat Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno memimpin, sejumlah kebijakannya dinilai kontroversial. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Pasca-penangkapan Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno oleh KPK di kantor kerjanya di kompleks Balai Kota Tegal, Jawa Tengah, sekitar pukul 18.00 WIB pada Selasa, 29 Agustus 2017, suasana rumah dinas orang nomor satu di Kota Tegal itu ramai.

Sejumlah orang mendatangi Kantor Wali Kota Tegal, di antaranya puluhan orang yang tergabung dalam Komite Penyelamat Kota Tegal (KPKT). Dengan membawa spanduk bewarna putih yang bertuliskan 'Keadilan untuk Rakyat Kota Tegal', sembari berteriak Allahuakbar.

Spanduk itu mereka bentangkan di pintu utama kantor Wali Kota Tegal. Mereka juga membawa foto bingkai Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno yang diletakkan di lantai pertanda rezim kepemimpinan yang sebentar lagi akan jatuh.

Bahkan, mereka juga berlompat-lompat bersuka cita menyambut OTT Wali Kota Tegal oleh penyidik KPK. "Hidup rakyat, hidup rakyat, keadilan milik rakyat kota Tegal," teriak mereka.

Sejumlah warga pun berpesta kembang api di depan rumah dinas wali kota. Sebanyak empat kali kembang api menyala di atas Kantor Wali Kota Tegal.

"Dengan peristiwa ini, kami sangat merasa lega," ucap juru bicara Komite Penyelamat Kota Tegal, Yusqon di depan Kantor Wali Kota Tegal.

Menurut dia, orang nomor satu di Kota Tegal pernah membuka acara tentang korupsi. Ia meminta agar Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah Kota Tegal agar tidak melakukan korupsi.

"Saya enggak nyangka kok ternyata dia yang ditangkap. Kebenaran terungkap kalau memang benar dia korupsi," ia menegaskan.

Ia menceritakan, ada sejumlah kebijakan yang dinilai kontroversial. Misalnya, beberapa ASN dinonaktifkan, tidak digaji, dan jabatannya diturunkan tanpa surat keterangan (SK) pemberitahuan.

"Yang kurang ajar, yakni beberapa ASN dinonaktifkan. Sudah kalah di PTUN Semarang dan PT TUN Surabaya, tapi dia tetap ngotot. Hanya KPK-lah yang mampu menghentikan dan memberantasnya," kata Yusqon.

Saat ini, kata dia, sejumlah warga terus berbondong-bondong datang ke Balai Kota Tegal. Petugas kepolisian dengan kendaraan bersenjata terlihat mengamankan lokasi tersebut.

Sebelumnya, Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno merupakan salah satu yang digelandang ke KPK. Siti diduga menerima suap dari pihak swasta berkaitan dengan proyek di RSUD Kardinah.

Bersama Siti, penyidik turut mengamankan sejumlah tas berisi uang dengan nilai hingga ratusan juta rupiah.

"Ada indikasi transaksional di sana, dugaan penerima hadiah atau janji, kami rinci dulu, pemeriksaaan selama 24 jam," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya