Santri Pesantren Diduga Tularkan Wabah Scabies ke Warga Sekampung

Ada sejumlah pesantren yang belum menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Padahal, scabies mudah menjangkiti anak-anak yang kurang bersih.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 13 Sep 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 15:02 WIB
Wabah Scabies
Seorang anak asyik bermain di kasur-kasur yang dijemur untuk membunuh kuman scabies. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menerjunkan tim medis begitu mengetahui terjadi wabah scabies di Desa Kaliurip, Kecamatan Madukara. Selain menggelar acara pengobatan massal dan sosialisasi pencegahan, Dinkes juga menelusuri asal muasal wabah yang menyerang ratusan orang lebih itu.

Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, Ahmad Setiawan, mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh tim di lapangan, wabah scabies atau gudik, dalam bahasa lokal itu, diduga ditularkan pertama kali oleh seorang santri yang pulang kampung. Anak itu lantas bermain dengan rekan sebayanya dan menular.

"Scabies itu pokoknya ada seseorang dari pesantren mana. Pulang, ya sudah kena semua. Itu pulang dari pesantren di Wonosobo. Kan, Wonosobo itu terkenal daerah yang kena penyakit itu lho (scabies)," katanya, Senin, 11 September 2017.

Sayangnya, anak-anak yang tertular wabah scabies tersebut tak segera berobat. Akibatnya, wabah scabies menular hingga menjangkit ke orang dewasa.

"Temannya banyak di situ. Ya sudah, sekali ketemu dengan temannya, mewabah. Ketemu temannya, bareng PS-an, kena gatel. Dari PS itu kena orang lain. Ke rumah, ke orangtuanya," dia menerangkan.

Dia mengklaim telah menurunkan tim untuk mengimbau warga agar menjemur perlengkapan tidur, membilas baju dengan air panas, dan sosialisasi pola hidup sehat dan bersih.

Ahmad mengungkapkan, hingga saat ini memang ada pesantren yang tak menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Padahal, mayoritas pesantren dihuni oleh anak-anak dan remaja yang terhitung lebih rentan terjangkit penyakit kulit ini. Untuk itu, pihaknya akan mengobati dan mengadakan sosialisasi pola hidup sehat di pesantren-pesantren itu.

Adapun langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yakni dengan mengubah alas tidur berupa kasur busa atau kapas menjadi karpet plastik. Karpet plastik, menurut dia, lebih mudah dicuci dan mudah dijemur, sehingga lebih sehat.

"Ini kan musim panas. Ya di situ. Karpetnya itu diganti karet plastik itu lo. Jangan pakai karpet yang serabut itu," ujar dia.

Dia mengakui, banyak orang yang menganggap remeh wabah scabies. Sebab, penyakit ini tak mematikan. Namun dalam kondisi akut, penyakit ini juga bisa menjadi sangat serius. Apalagi, jika terpapar infeksi pada luka terbuka yang disebabkan scabies.

"Pengobatannya gampang. Satu atau dua minggu diobati sembuh. Tapi itu kan menganggu sekali. Anak-anak kasihan," ucap Ahmad.

Saksikan video pilihan berikut ini!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya