Liputan6.com, Purbalingga - Hasil kreasi para santri Madin/TPQ Al Huda, Desa Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian pada karnaval peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di pusat kota, Minggu, 22 Oktober 2017.
Mereka mengarak replika Alquran raksasa berukuran 3x4 meter. Mendadak sontak, masyarakat yang menyaksikan karnaval, para peserta, bahkan para pejabat berebut foto di depan Alquran raksasa.
Replika itu telah disiapkan jauh-jauh hari sebelum karnaval dimulai. Para santri Al Huda menggarapnya selama 15 hari dengan pengerjaan secara manual. Bahan yang dipakai pun sederhana, yaitu bambu untuk kerangka, cat, dan kain banner.
Advertisement
"Tahu mau karnaval, anak-anak itu antusias benar menyambutnya. Jadilah dibuat replika Alquran raksasa, digarap setiap selesai mengaji," kata Kepala Desa Tlahab Kidul, Warjono kepada Liputan6.com.
Tidak semua mushaf dituliskan pada replika tersebut. Hanya surat ke 36 Alquran, yakni Surat Yasin yang ditorehkan dengan indah di permukaan kain banner.
"Kenapa surat Yasin? Pertama, karena itu kan di pajang, jadinya diambil surat yang di tengah yaitu di juz 23. Kedua, karena warga NU itu setiap mengadakan kegiatan atau pengajian-pengajian, pasti membaca surat Yasin dulu," ujarnya.
Baca Juga
Karnaval yang diikuti sekitar 2.000 santri dari pondok pesantren, TPQ, Madin, Siswa SMP/MTs, SMA/SMK, dan organisasi keagamaan berlangsung meriah. Kesenian islami seperti hadroh dan braen, kemudian marching band, tek-tek, serta yel-yel yang ditampilkan para santri bersautan sepanjang jalan.
Bupati Purbalingga, Tasdi pada kesempatan tersebut berjanji memberi perhatian lebih kepada lembaga pendidikan dan organisasi islam. Ia menilai lembaga pendidikan seperti pondok pesantren berkontribusi dalam pengembangan moral masyarakat yang berahklakul karimah, sesuai visi misi Pemerintah Kabupaten Purbalingga.
"Kami, Bupati, Wakil Bupati bersama DPRD berkomitmen bahwa anggaran untuk pondok pesantren tahun 2018 mendatang akan kita tingkatkan," kata Tasdi saat upacara Peringatan Hari Santri.
Tasdi juga mengajak para santri di Kabupaten Purbalingga untuk berada di garda terdepan menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Peringatan Hari Santri nasional yang dilakukan setiap 22 Oktober meneguhkan santriwan santriwati Purbalingga untuk menegakan Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Itu yang terpenting," ujarnya, sesaat sebelum melepas Karnaval Santri dari 18 wilayah kecamatan di kabupaten Purbalingga.
Saksikan video pilihan berikut ini: