Tembakan Fatal bagi Ketua Komplotan Begal Medan

Setiap kali beraksi, ketua komplotan begal di Medan selalu menjadi eksekutor. Kali ini, giliran polisi beraksi.

oleh Reza Efendi diperbarui 28 Okt 2017, 01:02 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 01:02 WIB
Tembakan Fatal bagi Ketua Komplotan Begal Medan
Setiap kali beraksi, ketua komplotan begal di Medan selalu menjadi eksekutor. Kali ini, giliran polisi beraksi. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan – Aparat kepolisian di Kota Medan, Sumatera Utara, menembak mati ketua komplotan begal bernama Chairul Anwar. Tindakan diambil setelah pemuda berusia 24 tahun itu mencoba merampas senjata petugas.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Victor Ziliwu mengatakan, Chairul Anwar merupakan warga setempat. Setelah ditangkap pada Rabu, 25 Oktober 2017, di Jalan Sampul, Chairul mencoba melawan dengan berupaya merampas senjata milik petugas.

"Dirinya melakukan perlawanan kepada petugas, yaitu dengan cara merampas senjata saat dilakukan pengembangan kasus," kata Ziliwu di depan ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Kamis, 26 Oktober 2017.

Chairul ditangkap atas laporan dari Dandi Andrian, warga Jalan A.H Nasution, Medan Johor. Pemuda 17 tahun itu melapor kepada pihak kepolisian karena menjadi korban pembegalan Chairul dan komplotannya di Jalan Sei Putih, pada Minggu dini hari, 20 Oktober 2017.

"Pelaku ini ketua kelompok begal, dan kelompok lainnya dipimpin Baron. Saat ini, Baron masih DPO (Daftar Pencarian Orang). Mereka ini sering gabung dan melakukan pembegalan," ujar Kapolsek.

Selain sebagai ketua komplotan begal, Chairul Anwar juga sebagai eksekutor para korbannya. Saat beraksi, ia tidak segan-segan melukai korbannya dengan menggunakan senjata seperti pisau hingga airsoft gun.

"Untuk korban Dandi mengalami luka di bagian pipinya. Saat dibegal, korbannya ini ditembak pakai airsoft gun oleh pelaku," ucapnya.

Victor menyebut, hasil penyelidikan pihaknya diketahui bahwa pelaku dan komplotannya telah bertindak pidana sebanyak 32 kali. Rinciannya, 27 kali aksi begal dan lima kali kasus curanmor atau pencurian kendaraan bermotor. Terakhir, komplotan ini membegal Dandi Andrian.

"Dari jaringan komplotan ini, sudah diamankan sebanyak tujuh orang. Dua di antaranya terdaftar sebagai DPO dan masih dalam pengejaran," sebutnya.

Tujuh begal yang telah diringkus polisi adalah Fahmi, Tengku Aditiya Hidayat, dan Guntur. Ketiganya ditangkap aparat Polsek Sunggal. Sedangkan begal atas nama Heri Fernando ditangkap Polsek Medan Barat. Sementara, Pandi Syahputra, Raden Mas Dodi, dan Chairul Anwar, meninggal dunia.

"Dua pelaku yang masih buron adalah Baron dan Tomi. Ini akan kita kejar terus," ucap Victor.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya