Liputan6.com, Cirebon - Dangdut Pantura Cirebon dan Indramayu berawal dari kesenian tarling. Ada empat fase perjalanan musik khas pantura itu hingga bisa melegenda. Beberapa lagu ciptaan seniman tarling Cirebon dan Indramayu bahkan bisa disebut tak lekang oleh waktu.
"Ada sekitar lima lagu yang selalu dibawakan dalam setiap pementasan atau manggung para kelompok dangdut di Cirebon dan Indramayu," kata salah seorang pegiat dangdut Pantura Cirebon Rakhmat Hidayat, Rabu, 1 November 2017.
Tidak semua pegiat dangdut hafal mengenai sejarah terciptanya lagu tersebut. Namun, setiap kali mendengar lagu-lagu yang melegenda itu, suasana pantura semakin kental.
Advertisement
Dia menyebutkan, beberapa lagu yang tak lekang oleh waktu dalam dunia dangdut pantura yakni Warung Pojok ciptaan Abdul Ajib pada 1980-an, Tetep Demen (tetap cinta), Cibulan, Pemuda Idaman ciptaan Masadi warga Indramayu, dan Manuk Dara.
Baca Juga
Di era 1995, Abdul Ajib juga berhasil menciptakan lagu pamungkas dangdut pantura yang digunakan dalam setiap tradisi masyarakat pantura di acara pernikahan. Lagu tersebut berjudul Penganten Baru.
"Lagu Penganten Baru dinyanyikan di pertengahan hiburan dan kedua mempelai harus melakukan tradisi karena seperti Nadzar," ujar dia.
Dia mengatakan, ada tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat Cirebon dan Indramayu di dalam setiap rangkaian acara pernikahan. Kelompok dangdut membawa lagu Penganten Baru, dibarengi dengan kedua mempelai naik ke atas pelaminan.
Setelah itu, kedua orangtua dari pengantin pun ikut naik ke atas pelaminan dan memberikan uang sawer kepada kedua mempelai. Tradisi tersebut, kata dia, biasa dinamakan Temoan (Pertemuan).
"Sebagai doa juga dari kedua orangtua kepada mempelai agar dalam pernikahan selalu langgeng dan banyak rezeki," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: