Liputan6.com, Garut - Anda pernah mengalami kejemuan saat antre membuat surat izin mengemudi atau SIM di kantor polisi? Nah, sekarang ada solusinya. Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Garut, Jawa Barat, membuat terobosan dengan membangun pojok baca di ruang tunggu pembuatan SIM bagi warga.
Aiptu Tata Setiawan dari Bagian Urusan (Baur) SIM Satlantas Polres Garut mengatakan, banyaknya warga yang menunggu saat pembuatan SIM, mesti diimbangi fasilitas pelayanan yang prima.
Kini, sedikitnya ada 1.000 buku berbagai judul dan disiplin ilmu hasil sumbangan setiap anggota Satlantas. Semua itu bisa dinikmati para pembuat SIM dengan cuma-cuma.
Advertisement
"Tapi, ada juga sumbangan dari berbagai pihak," ucap dia, Senin, 20 November 2017.
Menurut Tata, program pojok baca ini masih terbilang baru. Namun, besarnya animo warga serta perhatian para anggota, koleksi buku pun terus bertambah. Kini, buku umum sampai buku pendidikan berlalu lintas tersedia dengan gratis.
Baca Juga
Ia mengakui fasilitas itu memang belum sempurna, tapi pihaknya terus berupaya memberikan layanan prima penunjang penerbitan SIM. "Ini juga sesuai dengan program Polri ikut mencerdaskan anak bangsa," ujarnya.
Susi (37), warga Kecamatan Tarogong salah satu pemohon SIM, mengaku cukup senang dengan adanya fasilitas pojok baca di tempat pembuatan SIM. Dengan fasilitas itu, ia bisa membaca buku sambil menunggu pengambilan SIM yang sudah jadi.
"Tapi bisa jadi tempat istirahat juga tempatnya cukup tepat dekat dengan lokasi pengujian," ujarnya.
Pojok baca yang dibangun di ruang pelayanan SIM Polres Garut berada di sudut ruangan pelayanan SIM. Dua rak besar tempat buku-buku tersebut dipasang memanjang di sudut tersebut.
Setiap rak dibuat bagian pemisah, disesuaikan dengan tema buku bacaan yang disediakan bagi warga yang sedang menunggu antrean pembuatan SIM. Adapun tema-temannya antara lain kesehatan, hiburan, keamanan, dan keselamatan hingga agama.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Mobil Patroli Disulap Jadi Perpustakaan Keliling
Ide bacaan murah dan gratis yang diberikan Satlantas Polres Garut memang bukan pertama. Sebelumnya, mobil ranger patroli yang biasanya membawa para pelaku kejahatan lalu lintas, disulap jadi perpustakaan keliling (pusling) saat Ramadan lalu.
"Awalnya iseng, saya bawa beberapa buku di mobil (patroli) sambil patroli di permukiman. Eh, responsnya bagus dan menarik warga membaca sambil ngabuburit," ujar Kapolsek Leles, AKP Asep Muslihat, saat ditemui, Senin, 5 Juni 2017.
Ide perpustakaan keliling muncul saat menggelar patroli di beberapa perkampungan warga. Saat itu, banyak warga yang hanya berkumpul di pinggir jalan atau sekadar mengobrol di pos ronda tanpa melakukan aktivitas positif.
Ia pun mengakui minat membaca warga masih rendah. "Daripada baca, mendingan main PS (PlayStation) atau media sosial, Facebook-an," ujar dia mengenang saat mengawali kegiatan pusling itu.
Berangkat dari keprihatinan itu, Asep yang gemar membaca kemudian mengumpulkan majalah. Sejumlah buku bacaan keahlian dan profesi hingga buku bacaan lainnya untuk dipajang di mobil patroli sebagai bahan bacaan masyarakat. Terutama bagi mereka yang tengah ngabuburit.
"Awalnya hanya 50-an buku, sekarang sudah mencapai 300 buku, ada tambahan bantuan rekan-rekan (polisi)," tuturnya.
Materi buku yang dibawa cukup beragam yang disesuaikan dengan minat warga. Ada majalah, cerita dongeng buat anak-anak, ada buku cara bercocok tanam, cara memasak, buku cara merakit komputer, atau buku panduan keahlian sebelum bekerja.
"Banyak (buku), yang penting warga berminat (baca)," ucap dia.
Advertisement
Jam Operasi Perpustakaan Keliling
Untuk menarik minat warga, jam operasi pusling sengaja dipilih mulai bakda asar hingga sebelum azan magrib tiba. Dibantu beberapa petugas, mobil sengaja diarahkan mencari parkiran yang menjadi titik kumpul warga tiap kampung.
Hal itu untuk mengubah mindset agar polisi lebih dekat dengan warga. "Kan selama ini kalau ada mobil patroli, pemuda langsung pada bubar. Ini malah sebaliknya mereka datang sendiri untuk baca buku," kata Kapolsek Leles, AKP Asep Muslihat.
Hasilnya, sekalipun baru 10 hari dibuka, warga antusias mendatangi mobil patroli yang sudah ditempeli spanduk kecil perpustakaan keliling itu. "Saya simpan saja di mobil pakai rak buku, warga mulai anak-anak, pemuda hingga ibu-ibu, pada datang. Seru juga banyak peminatnya," kata dia.
Untuk melebarkan sayapnya, program perpustakaan keliling mulai mendatangi lembaga pendidikan mulai SD, SMP, hingga SMA. "Kalau tujuan ke sekolah lebih ke stimulus dan mengingatkan kembali akan pentingnya membaca, sebab di sekolah juga ada perpustakaannya," ujarnya.
Asep menilai, meskipun sederhana, ide perpustakaan keliling cukup ampuh menghimpun warga saat Ramadan ini. Terutama membantu tugas polisi dalam memberikan pengetahuan bimbingan masyarakat (binmas).
"Bahkan tak sedikit ada yang curhat dan bertanya soal lainnya, mereka jadi lebih dekat," kata dia dengan antusias.
Dengan semakin bertambahnya perhatian warga, ia berharap program tersebut mampu meningkatkan minat baca warga, serta kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.
"Intinya pengetahuan warga bertambah, keamanan dan ketenteraman warga juga terjaga," ujar dia.