Liputan6.com, Makassar - Sebagian warga Makassar memilih taman sebagai tempat piknik bersama keluarga. Indrawati (42), misalnya, setiap pagi di akhir pekan dia mengajak anaknya (Aira) yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar ke taman.
Seperti pada Minggu 3 Desember 2017, dia mengajak anaknya bermain di taman kota, Maccini Sombala of Indonesia, di Jalan Nuri Baru, kota Makassar. Selain bermain-main, di taman itu dia mengajarkan anaknya fenomena alam.
Kebetulan saat itu badai muncul di langit. Gumpalan badai yang oleh warga setempat disebut Laso Anging muncul di atas langit Taman Maccini Sombala of Indonesia tepatnya pukul 07.17 WITA.
Advertisement
Baca Juga
Seiring fenomena alam itu Aira sempat berpose di bawah gumpalan awan gelap yang tebal disertai angin kencang yang diabadikan melalui ponsel cerdas orang tuanya.
"Saya yakin badai pasti berlalu seperti lagunya Chrisye. Makanya saat awan gelap itu berlalu disertai hujan gerimis kita berteduh di gazebo di taman kota, Maccini Sombala of Indonesia," katanya.
"Banyak pelajaran berharga dari fenomena alam seperti badai dikenalkan pada anak usia dini agar tidak perlu takut. Tapi tetap waspada, dan pergi berlindung," kata Indrawati.
Belakangan ini muncul dua badai atau siklon di wilayah Indonesia, yakni badai Cempaka dan badai Dahlia di November 2017. Amukan badai itu memicu korban di berbagai daerah.
"Taman tidak hanya dimanfaatkan sebagai sarana olahraga, rekreasi, dan berkebun. Akan tetapi dengan melihat daun berguguran di taman dari terpaan angin adalah edukasi buat anak tentang proses fenomena alam dalam sebuah lingkungan,"jelas ibu dari empat orang anak ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â