Liputan6.com, Semarang - Ini kisah tentang pria dengan luka tembak. Suharto, warga Desa Jipang, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih berjalan gagah dengan paha berlumuran darah.
Kakinya terkena tembakan saat berada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Purwodadi, Sabtu, 6 Januari 2018. Kesan gagah Suharto langsung patah ketika melihat ekspresi wajahnya yang ketakutan dan menahan sakit.
Saking takutnya, bahkan ia terus berjalan, berjalan, dan berjalan. Dia baru berhenti setelah warga memaksa untuk menolong dan membawanya ke rumah sakit.
Advertisement
"Lara. Aku ditembak (Sakit. Aku kena tembak)," kata Suharto saat ditanya warga.
Baca Juga
Suharto langsung dibawa ke RSUD Purwodadi. Warga yang lain melapor ke Polres Grobogan. Mendapati laporan ini, Sat Reskrim Polres Grobogan langsung mendatangi dan mempelajari tempat kejadian perkara (TKP).Kasat Reskrim AKP Swasana memimpin olah TKP dengan mengumpulkan keterangan dari saksi. Garis polisi dipasang dan semua tim memeriksa sebuah rumah kosong yang belum dilengkapi pintu dan jendela. Di lantai teras rumah, ditemukan darah yang masih segar.
"Saat ini korban dirawat di RSUD Purwodadi," kata Kasat Reskrim AKP Swasana.
Suharto tidak menjelaskan mengenai lukanya kepada warga. Namun, warga mengaku bahwa paha Suharto memiliki empat luka.
"Ditakoni mung muni ditembak. Sepisan (Ditanya hanya bilang ditembak. Sekali saja)," kata warga.
Tembakan Tembus?
Kasat Reskrim AKP Swasana membenarkan bahwa informasi yang ia terima menyebutkan bahwa luka Suharto memang ada empat. Kemungkinan luka itu karena tembakan yang tembus.
"Ada empat luka. Dua luka di paha kanan, dua luka di paha kiri. Luka itu tembus," kata AKP Swasana.
Untuk memastikan apakah luka itu karena tembakan atau bukan, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan RSUD. Kemungkinan terbesar memang karena akibat tembakan.
Sejumlah saksi mata yang berada di lokasi mengaku mendengar suara letusan senjata. Tak ada yang bisa menjelaskan berapa kali suara letusan itu terdengar.Suharto sendiri ketika ditanya warga maupun polisi, memberikan jawaban yang membingungkan. Jawaban yang diberikan selalu berubah-ubah meski dengan pertanyaan yang sama.
Ia sendiri memang terlalu banyak kehilangan darah. Apakah kebingungannya itu disebabkan karena kehilangan banyak darah?
"Kita tunggu hasil pemeriksaan dar tim dokter untuk memastikan apakah itu luka tembak atau karena luka lain," kata Kasat Reskrim.
Selama ini, Suharto tinggal di proyek perumahan yang belum jadi. Tak seperti proyek pembangunan perumahan yang lain yang sudah dipasarkan sejak belum dibangun, perumahan tempat Suharto bekerja ini belum dipasarkan sama sekali.
Suharto sendiri menampik bahwa ia memiliki masalah. Ia mengaku tidak tahu siapa yang menembaknya. Menurutnya, ketika itu ia sedang nongkrong dan beristirahat di samping SPBU. Tiba-tiba kakinya merasa perih dan mengucurkan darah. Ia terluka.
"Ora ngerti. Adoh banget dadi ra ngerti. Luka papat (Tidak tahu. Jauh sekali penembaknya jadi tidak tahu siapa. Lukanya ada empat)," kata Suharto.
Advertisement