Kepergian Tragis Anak Semata Wayang Saat Study Tour ke Yogyakarta

Peserta study tour itu tak terlihat sakit saat berangkat bersama rombongan Senin pagi. Namun, ia mengembuskan napas terakhir di Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2018, 19:27 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 19:27 WIB
Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Sukabumi - Pelajar SMAN 3 Kota Sukabumi, M Aditya Darmawan (16), meninggal dunia saat tengah menjalani study tour ke Yogyakarta bersama teman-teman sekolah dan gurunya.

"Saat berangkat, almarhum tampak ceria dan tidak sakit," kata paman korban, Asep, di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, saat tengah menunggu hasil autopsi dari pihak kepolisian, Sabtu (13/1/2017), dilansir Antara.

Informasi yang dihimpun, korban yang merupakan warga Kampung Gunungbatu, RT 04 RW 04, Desa/Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, berangkat study tour yang merupakan agenda sekolahnya bersama rombongan dengan menggunakan 18 bus pada Senin, 8 Januari 2017, sekitar pukul 04.00 WIB.

Dalam perjalanan ke Yogyakarta, rombongan study tour itu singgah di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengikuti seminar. Saat itu, siswa SMA itu mengeluh sakit dan pandangannya sudah berkunang-kunang.

Usai melaksanakan seminar, Aditya memaksakan diri berangkat ke Yogyakarta walau kondisi kesehatannya semakin menurun. Ia bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit setempat. Namun, setelah mendapatkan mengobatan dan diinfus, korban kembali melanjutkan perjalanannya.

Pelajar itu bersama rombongan study tour akhirnya tiba di Yogyakarta pada Selasa, 9 Januari 2018, dan langsung dilarikan ke RSUD Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan. Namun, pada Jumat, 12 Januari 2018, korban mengembuskan napas terakhirnya.

 

 

Keluarga Temukan Lebam

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Jasad Aditya lalu dipulangkan ke Sukabumi dan langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk diautopsi.

"Kami merasa ada yang janggal atas meninggalnya almarhum, karena pada tubuhnya terlihat ada banyak lebam dan keluar darah dari hidung dan telinganya," tambahnya.

Asep menyayangkan pihak sekolah yang memaksakan almarhum tetap berangkat Yogyakarta padahal kondisi kesehatannya terus menurun. Parahnya lagi, kata dia, sekolah tidak memberikan informasi kepada orangtua.

Sementara, ibunda korban, Elis Suhartini (43), yang bekerja di Australia sempat tidak sadarkan diri melihat anak semata wayangnya meninggal dunia.

"Kami sudah membuat laporan kepada Polres Sukabumi Kota karena dinilai ada ketidakwajaran atas kematian almarhum. Maka dari itu, keluarga meminta polisi untuk melakukan otopsi," katanya.

Hingga saat ini, pihak dari Satuan Reskrim Polres Sukabumi Kota masih memeriksa jasad korban di instalasi jenazah untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Saksikan video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya