Jasad Orangutan Kalimantan Tanpa Kepala Mengambang di Sungai

Apabila melihat sabetan di sekujur jasad orangutan tersebut, ada indikasi akibat konflik dengan manusia.

oleh Anri SyaifulLiputan6.com diperbarui 16 Jan 2018, 00:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 00:00 WIB
Orangutan yang dilepas-liarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan (sumber: USAID/BKSDA/BOS)
Orangutan yang dilepas-liarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan (sumber: USAID/BKSDA/BOS)

Liputan6.com, Palangka Raya - Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) kembali menjadi sasaran pembunuhan. Yayasan BOSF Nyaru Menteng menyesalkan adanya temuan jasad orangutan penuh luka sabetan benda tajam dan tanpa kepala yang mengapung di Sungai Kalahien, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Menurut Kepala Humas BOS Nyaru Menteng, Monterado Friedman, bila melihat sabetan di sekujur jasad orangutan tersebut, tentunya ada indikasi akibat konflik dengan manusia.

"Kami mengutuk keras adanya temuan ini. Kami mengajak berbagai pihak terkait agar semakin gencar mengampanyekan pelestarian orangutan Kalimantan yang kini statusnya sudah sangat terancam punah," ucap Monterado di Palangka Raya, Senin, 15 Januari 2018, dilansir Antara.

Saat ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Kalimantan Tengah bersama petugas dari Polsek di Barito Selatan masih menelisik penyebab kematian satu ekor orangutan yang mengenaskan dan mengapung di Sungai Kalahien tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, kondisi bulu di seluruh tubuh orangutan sudah rontok semua. "Tanpa kepala dan kondisi tangan yang hampir putus adapun kaki dalam kondisi lengkap," ujarnya.

Pihak yang menemukan orangutan tersebut belum dapat menentukan di mana lokasi awal kejadian. "Karena diperkirakan bangkai orangutan itu sudah hanyut mengikuti aliran sungai kurang lebih dua hari," bebernya.

Monterado mengatakan jasad orangutan tersebut berkelamin jantan dan merupakan orangutan dewasa. Alhasil, saat mengangkat dari sungai diperlukan empat orang dewasa.

Tindakan yang dilakukan petugas mencatat kronologi kejadian, membuat berita acara kematian satwa, mendokumentasikan, dan mengubur jasad orangutan tersebut disaksikan oleh pihak kepolisian dan warga setempat.

"Itu informasi awal yang kami terima dari lapangan. Kalau ada perkembangan lagi, nanti akan kami kabari kembali," ujar Monterado.

Heboh Orangutan Dibunuh dan Dimasak di Kalteng

Orangutan Dibunuh
Seekor orangutan dibunuh dan dagingnya dibagikan untuk dikonsumsi atau dimasak di Kapuas, Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, kabar mengejutkan mengenai nasib orangutan datang dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). Seekor orangutan dibunuh dan dagingnya dibagikan untuk dikonsumsi atau dimasak. Informasi ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan.

"Laporan masyarakat kepada saya, lalu dikirimkan via foto. Katanya ada videonya, cuma yang punya tidak berani," ucap politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu saat dihubungi Liputan6.com via telepon seluler di Jakarta, Selasa malam, 14 Februari 2017.

Informasi dan sejumlah foto pembunuhan terhadap orangutan itu diberikan kepada Daniel kemarin atau Senin, 13 Februari 2017. "Tapi kejadiannya sekitar 27 Januari 2017, dari masyarakat biasa, petugas di perusahaan tersebut," Daniel menambahkan.

Lebih jauh Daniel mengatakan, ia sempat mendorong pelapor untuk memberitahu kepada kepolisian resor atau polres setempat. "Tapi dia tidak berani karena pihak perusahaan mengancam agar tidak ada yang tahu (pembunuhan orangutan tersebut)."

Sejauh ini, imbuh Daniel, Komisi IV DPR sudah mendorong Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Menurut Daniel, Menteri LHK sudah mengutus tim untuk melakukan penyelidikan.

"Saya juga mendapat laporan dari Kalimantan Tengah, polres setempat pun sudah menuju lokasi setelah mendapat laporan itu," Daniel Johan memungkasi penjelasan terkait kasus orangutan dibunuh.

Tanggapan Menteri Kehutanan

Orangutan Dibunuh
Seekor orangutan dibunuh dan dagingnya dibagikan untuk dikonsumsi atau dimasak di Kapuas, Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Kasus pembunuhan seekor orangutan di Kapuas, Kalteng, pada Februari 2017, mendapat perhatian serius Menteri LHK Siti Nurbaya. Kementerian yang dipimpinnya sedang mengolah data terkait kasus tersebut.

"Data sedang diolah empat direktorat jenderal. Menyangkut areal, konsesi perusahaan, dan hewannya, serta penegakan hukumnya. Masing-masing sedang disiapkan," ujar Menteri Siti melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Selasa malam, 14 Februari 2017.

Sementara itu, Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian LHK Rasio Ridho Sani menjelaskan, pihaknya sudah mengutus Kepala Kantor Gakkum Dinas LHK Palangkaraya untuk mengecek langsung ke lapangan.

"Tim kami di Palangkaraya akan mengecek terjadinya pembunuhan orangutan di salah satu perkebunan di Kalteng," ujar Dirjen Gakkum saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam.

Menurut Dirjen Gakkum yang akrab disapa Roy tersebut, tim akan menyelidiki dan mengumpulkan keterangan. Termasuk berkoordinasi dengan banyak pihak terkait pembunuhan terhadap orangutan tersebut.

"Harus ditangani secara serius agar ada efek jera terhadap pelaku kejahatan terhadap orangutan," kata Roy.

Apalagi, sepengetahuan dia, kasus orangutan dibunuh dan dagingnya dibagikan untuk dikonsumsi baru pertama kali terjadi di Kapuas, Kalteng.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya