Kota Lama Semarang, Wisata Lokal Rasa Eropa

Nyaris semua perwakilan negara Uni Eropa mengaku Semarang memiliki kemiripan dengan sejumlah kota di negaranya.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 25 Jan 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2018, 15:00 WIB
salampagisemarang1
Jembatan Mberok suatu pagi, gerbang masuk peradaban lama kota Semarang. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Pembenahan terus dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Sejumlah program dirancang untuk menjadikan Semarang memiliki posisi tawar sebagai kota tujuan wisata. Salah satunya, sebuah program yang diberi nama "Outstanding Semarang". Kota lama Semarang jadi andalan.

Meskipun masih baru, program ini mendapatkan apresiasi negara-negara Eropa. Hal itu ditunjukkan ketika 14 delegasi Uni Eropa berkunjung ke Semarang, Rabu (24/1/2018). Mereka pun sepakat untuk berdiskusi lebih jauh dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Rombongan perwakilan Uni Eropa ini dipimpin Vincent Guerent. Setelah melihat program dan kesiapan Kota Semarang, Vincent menyebutkan bahwa selama ini Uni Eropa sudah mendukung pengembangan dan pembangunan Kota Semarang.

"Selain kegiatan sosial, perusahaan-perusahaan Eropa juga banyak yang ada di Kota Semarang. Ada sekitar 1 juta lapangan kerja di Indonesia, termasuk di Kota Semarang," kata Vincent Guerent.Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memaparkan program Outstanding Semarang di depan 14 perwakilan negara uni Eropa. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)Menurut Hendi, program terbaru adalah "Outstanding Semarang". Program ini merupakan pemasaran pariwisata Semarang di luar negeri agar pariwisata di Kota Semarang tumbuh.

Sebagai unggulan adalah pengelolaan Kota Lama Semarang dan bangunan-bangunan bersejarah. Itu ditegaskan dalam logo Outstanding Semarang yang menempatkan siluet Gereja Blenduk sebagai ikon.

"Target kami, melalui pariwisata, pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang juga naik dan mampu menyejahterakan masyarakat," kata Hendi.

Kota lama Semarang sudah berpuluh tahun dan wali kota silih berganti, tetapi tak pernah dikelola dengan baik. Hal itu karena terkendala kepemilikan gedung yang mayoritas adalah milik perusahaan di luar negeri. Sejak wali kota Hendrar Prihadi, status bangunan diperjelas kepemilikan dan pengelolaannya.

 

Dukungan Luar Negeri untuk Semarang

cenghoo
Kegagahan Laksamana Cheng Hoo ketika berada di antara tarian Liong di halaman kelenteng gedung batu. (foto : Liputan6.com/vega/edhie prayitno ige)

Duta Besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli, mengaku akan mendukung penuh promosi wisata Semarang. Ia kemudian membandingkan sejumlah kota di Italia yang bersejarah bagi Italia.

"Milan, Roma, serta Florence, adalah contoh kecil. Kami memiliki ‘Cultural Herritage Task Force’ untuk melestarikan warisan budaya di dunia," kata Vittorio.

Duta Besar Kroasia untuk Indonesia, Drazen Margeta juga mendukung pengembangan wisata Kota Semarang. Lagi-lagi menurutnya Semarang memiliki sejumlah kesamaan dengan Kroasia. Dia menyampaikan bahwa 70% GDP Kroasia adalah dari jasa, khususnya pariwisata dan transportasi.

"Saat ini setiap tahunnya ada 20 juta wisatawan datang ke Kroasia," kata Drazen.Pekerja sibuk memperbaiki gedung milk bank pemerintah di Kawasan Kota Lama Semarang . Rabu ( 2 /03 /2016 ) langkah ini sebagai restorasi bangunan tua di kota lama  semarang. (Gholib)Negara lain yang hadir adalah Inggris. Meski yang datang bukanlah duta besar, tetapi Juliet Maric Capelling mewakili duta besar. Menurut dia, banyak orang Inggris yang merasa nyaman di Kota Semarang.

Mereka suka Kota Lama dikelola dan menjadi salah satu obyek wisata menarik. Hanya saja, kelebihan itu tak didukung infrastruktur transportasi memadai.

"Orang Inggris sangat tidak suka perjalanan dengan ganti pesawat. Bisakah dibuka penerbangan dari Inggris langsung ke Kota Semarang," kata Juliet.

Saat ini, sejumlah negara mengaku memiliki sejumlah kesamaan. Mudah-mudahan Semarang tidak gagap dan terus berbenah.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya