Hilang 3 Hari di Gunung Raung, Mahasiswa Asal Lamongan Tewas

Mahasiswa asal Lamongan yang ditemukan tewas di Gunung Raung terpisah dari dua rekannya saat beristirahat karena kelelahan.

diperbarui 05 Feb 2018, 19:02 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 19:02 WIB
Akibat Erupsi Gunung Raung, Bandara Tambolaka Ditutup
(Istimewa)

Lamongan - Seorang pendaki yang dikabarkan hilang tiga hari lalu di Gunung Raung, akhirnya ditemukan. Zaki Putra Andika (22), seorang mahasiswa asal Lamongan, ditemukan meninggal di bawah puncak tusuk gigi Gunung Raung, Minggu, 4 Februari 2018, sekitar pukul 12.49 WIB.

Jenazah korban pertama kali ditemukan pemandu Gunung Raung yang bergabung dengan tim relawan yang menelusuri jalur pendakian Gunung Raung, yang memiliki ketinggian 3.344 meter dari permukaan laut.

Koordinator Pos Siaga SAR Banyuwangi Rizky Putra Buana mengatakan sebelumnya Zaki dinyatakan hilang, setelah terpisah dari dua rekannya, Moh Sholahudin Qoyyim (22) warga Magelang, Jawa Tengah, dan Moh Bayu Alfarisi (19) warga Karanganyar, Jawa Tengah, yang melanjutkan perjalanan hingga ke puncak.

Sementara, Zaki memutuskan berhenti karena kelelahan.

"Saat di tengah perjalanan, angin turun sangat kencang, kabut tebal dan disertai petir tapi tidak hujan. Karena hal tersebut, dua orang itu terpisah dengan satu rekannya," kata dia.

Namun, kata Rizky, jenazah belum bisa dievakuasi karena terkendala hujan deras dan medan yang cukup sulit.

"Tim SAR gabungan yang berada di jalur pendakian Gunung Raung terkendala cuaca buruk seperti kabut, hujan, dan badai, sehingga proses evakuasi tidak bisa berlangsung dengan cepat," katanya.

Baca berita menarik Suarasurabaya.net lainnya di [sini](http://www.suarasurabaya.net/home "").

 

Evakuasi Terhalang Cuaca

Hilang 3 Hari di Gunung Raung, Mahasiswa Asal Lamongan Tewas
Proses evakuasi mahasiswa asal Lamongan yang mendaki Gunung Raung. (dok. istimewa)

Evakuasi jenazah pendaki Gunung Raung yang sempat hilang itu terkendala cuaca buruk. "Evakuasi tidak bisa dilakukan dengan cepat karena terkendala hujan deras, kabut tebal dan badai sejak Minggu (4/2/2018) hingga hari ini," kata Rizky di Banyuwangi, Senin (5/2/2018), dilansir Antara.

Menurutnya, perjalanan Tim SAR gabungan dari lokasi penemuan jenazah korban menuju ke pos di Kalibaru diperkirakan membutuhkan waktu berkisar 7-8 jam dalam kondisi cuaca yang normal dan cerah.

"Tim SAR yang melakukan evakuasi korban kadang-kadang harus menghentikan perjalanan karena terjadi badai, kabut tebal dan hujan deras, sehingga cuaca buruk menjadi kendala proses evakuasi di jalur pendakian Gunung Raung," tuturnya.

Rizky memprediksi tim SAR gabungan yang mengevakuasi jenazah korban diperkirakan tiba di Basecamp Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi pada Senin siang.

"Lambat atau cepatnya proses evakuasi tergantung cuaca di jalur pendakian gunung yang memiliki ketinggian 3.344 mdpl dan semoga cuaca mendukung untuk proses evakuasi jenazah korban turun ke pos di Kalibaru Wetan," katanya.

Tim SAR gabungan yang berada di lokasi yakni Basarnas Pos Siaga SAR Banyuwangi, Basarnas Pos SAR Jember (BKO), BPBD Banyuwangi, Polsek Kalibaru, Koramil Kalibaru, SAR OPA Jember, Relawan SAR Raung, Adios pala, Banyuwangi SAR Indipenden, Pos pendakian Gunung Raung, SAR Surabaya, IPKA Malang, RAPI Banyuwangi, Wanadri, dan warga setempat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya