Melihat Semarang dari Tay Kak Sie

Di pintu masuk kelenteng, ada sebuah prasasti yang memuat nama Tay Kak Sie dan tahun kekaisaran Dao Guang.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 08 Feb 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 18:00 WIB
imlek semarang
kelenteng Tay Kak Sie, Kelenteng tertua dan terbesar karena memiliki Dewa Dewi paling komplit. (foto: Liputan6.com/edgie)

Liputan6.com, Semarang - Kelenteng Tay Kak Sie sebagai kelenteng tertua di Semarang, selalu menjadi kiblat bagi perayaan tahun baru Imlek setiap tahunnya. Didirikan tahun 1746, bangunan kelenteng Tay Kak Sie masih sangat anggun.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan, setiap tahun baru Imlek, ia selalu mengecek langsung persiapan perayaan di kelenteng ini. Hendi menyebutkan bahwa tahun baru Imlek di Semarang bukan sekadar tradisi dan budaya warga Tionghoa, melainkan juga sudah menjadi milik seluruh warga.

"Sejak berdirinya Kota Semarang, budaya Tionghoa sudah menjadi sebuah bagian penting. Sudah lebih dari 600 tahun saudara-saudara kita itu masuk melalui pesisir Mangkang. Tay Kak Sie juga sudah jadi milik Semarang. Milik warga. Semua harus menjaga," kata Hendi, Kamis (8/2/2014).

Mangkang saat ini menjadi sebuah kecamatan paling barat di Kota Semarang. Para awal masuk Semarang, dari Mangkang mereka kemudian berpindah ke sebuah tempat yang tak jauh. Tempat itu kini menjadi sebuah kecamatan bernama Ngaliyan.

"Ngaliyan itu kan bahasa Jawa. Artinya pindahan," kata Hendi kepada sejumlah warga Tionghoa yang ditemuinya di Kelenteng Tay Kak Sie.

 

Dikawal 15 Dewa Dewi

imlek semarang
Semarang menjadi salah satu kota dengan toleransi paling tinggi. (foto: Liputan6.com / edhie)

Kelenteng Tay Kak Sie pada awal berdirinya ditujukan untuk memuja Dewi Welas Asih atau Kwan Im Poo Sat. Dalam perkembangannya, kelenteng ini menjadi pusat persembahyangan bagi kaum Buddha, Tao, dan juga Khong Hu Cu.

Di pintu masuk kelenteng, ada sebuah prasasti yang memuat nama Tay Kak Sie dan tahun kekaisaran Dao Guang atau Too Kong, yakni 1821 - 1850. Tay Kak Sie sendiri bermakna "Kuil Kesadaran Agung".

Meskipun sudah berkembang dan membesar sebagai kuil pemujaan banyak dewa, kelenteng yang dikenal dengan nama Kelenteng Gang Lombok ini tetap menjadikan Kwan Im Poo Sat sebagai dewi utama.

Disebut kelenteng terbesar, karena memiliki dewa-dewi terlengkap. Di kelenteng ini ada empat belas ruangan dengan empat belas dewa-dewi, selain Kwan Im Poo Sat.

Satu per satu bisa disebutkan, yakni Sam Koan Tay Te, Sam Po Hud, Thian Siang Seng Boo, Cap Pwee Lo Han, Seng Hong Lo Ya, Sam Poo Tay Jien, Po Seng Tay Te, Kong Tik Cun Ong, Te Cong Po Sat, Jay Sin Ya, Thai Sang Lao Cin, Hian Thian Siang Tee, Hok Thik Ching Sin, dan Kwan See Tee Kun.

Wali Kota Semarang Hendi juga memastikan rangkaian kegiatan Imlek lancar, sebab ada kegiatan pembagian angpau dan bingkisan kepada warga miskin. Jika tak ditangani dengan baik, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah, seperti desak-desakan dan rebutan.

"Saya mendapat informasi ada sekitar 1.250 angpau dan bingkisan yang disiapkan oleh Yayasan Klenteng Tay Kak Sie. Ini kalau tak ditangani dengan baik sangat rawan," kata Hendi.

 

Pasar Semawis

imlek semarang
Wali Kota Semarang bercada dengan petugas kelenteng Tay Kak Sie. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Selain di Kelenteng Tay Kak Sie, perayaan tahun baru Imlek di Semarang akan terkonsetrasi di kawasan Wotgandul Timur dan di kawasan Sam Poo Kong.

"Untuk di Jalan Wotgandul Timur diselenggarakan kegiatan Pasar Imlek Semawis. Ada festival loenpia, pengobatan gratis, dan tradisi jamuan makan Tuk Panjang," kata Hendi. 

Saat Pasar Imlek Semawis berlangsung, sebagian ruas jalan akan ditutup. Sementara di Kelenteng Sam Poo Kong, perayaan tahun baru Imlek akan dilangsungkan pada 16 Februari 2018. 

Hendi berharap warga Semarang yang selama ini sangat toleran akan semakin toleran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya