Nantikan Ketoprak Racikan Etnis Tionghoa di Klaten

Nantikan di Klaten. Bukan ketoprak sembarangan, pelakon pentas seni Jawa ini merupakan warga etnis Tionghoa.

diperbarui 09 Mar 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2018, 07:02 WIB
Ketoprak Etnis Tionghoa
Para pemeran termasuk Huang Hua. (KRJogja.com/Sri W)

Klaten - Di Klaten bakal digelar pentas ketoprak. Bukan sembarang ketoprak, mantan juara dunia bulutangkis asal Tiongkok, Huang Hua, akan tampil bersama sekitar 50 orang Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan Tionghoa yang tergabung dalam Perkumpulan Darma Bakti (PDB) Klaten.

Kepada KRJogja.compengurus PDB Klaten Candra Budi Darmawan dan Ivan Susanto, didampingi pengawas PDB Edy Sulistyanto, mengemukakan pentas ketoprak tersebut akan digelar pada 10 Maret 2018, di aula SD Kristen 3 Klaten.

Pentas ketoprak lakon 'rebut kuwoso' tersebut sebagai momentum revitalisasi PDB dalam kepengurusan yang baru.

Mereka ingin membuktikan bahwa warga keturunan Tionghoa juga mencintai budaya Jawa. Bahkan, dalam beberapa dekade sebelumnya orangtua atau kakek-nenek mereka juga pernah pentas wayang orang.

"Saya itu tahunya ya orang Jawa, saya lahir di sini makan di sini hidup di sini bergaul dengan teman-teman di sini, bahasa saya juga Bahasa Jawa, bahkan kami tidak hafal bahasa Cina. Yang tertinggal dari budaya Cina itu cuma acara kedukaan, karena prosesi kami memang beda," kata Edy Sulistyanto maupun Candra Budi, Rabu, 7 Maret 2018.

 

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

Antara Latihan dan Berdagang

ilustrasi ketoprak
ilustrasi ketoprak

PDB mulai bangkit kembali dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Mereka berharap bisa lebih membaur dan mempererat persaudaraan dengan seluruh masyarakat.

Ketika terjadi bencana alam banjir, mereka juga langsung tanggap darurat memberikan bantuan kepada korban banjir di wilayah Wedi. Mereka juga mulai berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah, seperti halnya saat karnaval HUT RI.

Terkait pentas ketoprak, Candra Budi maupun Ivan mengaku sulit untuk menyesuaikan waktu latihan. Maklum, seluruh pemain disibukkan dengan perniagaan mereka. Mereka latihan seminggu dua kali mulai pukul 18.00 WIB, setelah tutup toko.

Womiaji Krisnadi yang dalam pentas ketoprak akan berperan sebagai preman, mengaku bingung saat pertama kali diberi naskah oleh sutradara Bondan Nusantara. Ia pun mengaku tidak mampu harus menghafal dialog-dialog dalam naskah.

"Awalnya saya bingung, tidak tahu sama sekali harus mulai latihan darimana. Bahkan saya telepon pada Pak Edy kalau saya tidak sanggup," kata Womiaji Krisnadi.

Namun, demikian Bondan Nusantara mampu memotivasi dan memoles para warga keturunan tersebut menjadi pemain yang mahir mementaskan ketoprak Jawa.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya