Liputan6.com, Jakarta Pemerintah China menyesalkan Amerika Serikat (AS) yang kembali menggunakan isu fentanil sebagai alasan mengenakan kebijakan tarif tambahan terhadap barang-barang asal Tiongkok.
Menurut Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, pemerintah Tiongkok memiliki satu buku putih yang dengan tegas mengatur bahan-bahan terkait fentanil. Wang menyebut, penggunaan fentanil di AS adalah masalah internal yang tak ada hubungannya dengan China.
Baca Juga
"Saya ingin menegaskan bahwa AS harus menghormati fakta. Mereka harus mengambil tindakan konkret untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, bukan justru melemparkan tanggung jawab kepada China," kata Wang dalam Konferensi Pers Kongres Rakyat Nasional (NPC) tentang Ekonomi di Media Center, Beijing, Kamis (6/3/2025).
Advertisement
Wang menyampaikan, apabila Amerika Serikat terus menggunakan isu fentanil sebagai alasan mengenakan tarif tambahan terhadap China, maka AS telah dianggap mencampuradukkan fakta dan melakukan tindakan yang sewenang-wenang.
"Sejak pemerintahan baru AS berkuasa, kita semua dapat melihat bahwa mereka telah mengeluarkan berbagai kebijakan perdagangan dan investasi yang semakin memperketat tarif impor," ujar Wang.
Wang menjelaskan, langkah AS untuk mengenakan tarif tambahan secara sepihak ini merupakan bentuk bullying. Selain itu, kebijakan ini juga dinilai telah melanggar aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Kebijakan ini tidak hanya merusak hubungan ekonomi dan perdagangan yang normal antara China dan AS, tetapi juga mengganggu stabilitas rantai pasokan global dan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia," kata Wang.
Wang berujar, pada akhirnya kebijakan penambahan tarif ini akan merugikan rakyat dan perusahaan-perusahaan AS sendiri.
"Kita bisa melihat bahwa setelah pengumuman tarif ini, pasar modal AS langsung mengalami penurunan, dengan tiga indeks saham utama yang merosot tajam," ujarnya.
Alasan Trump Terapkan Tarif Baru Terhadap Tiga Mitra Dagang Terbesar
Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, alasan utama penerapan tarif baru terhadap tiga mitra dagang terbesar Amerika Serikat karena keadaan darurat nasional akibat fentanil yang masuk melintasi perbatasan negara.
Trump pun merasa Kanada, Tiongkok, dan Meksiko harus bertanggung jawab atas penyebaran obat-obatan terlarang di AS. Oleh sebab itu, barang-barang asal Meksiko dan Kanada dikenakan tarif 25 persen dan mulai berlaku pada 4 Maret 2025.
Hal ini bersamaan dengan tambahan tarif 10 persen untuk impor barang asal China karena masih beredarnya fentanil di AS.
Dengan begitu, total tarif yang dikenakan ke barang-barang asal China menjadi 20 persen setelah pada awal Februari lalu, Donald Trump juga mengenakan tarif impor 10 persen untuk barang asal China.
Advertisement
Infografis
