Top 3 Berita Hari Ini: Miris, Alat Kontrasepi di Gunung Keramat Bawakaraeng

Top 3 berita hari ini, temuan mengejutkan didapatkan dari salah satu gunung yang terletak di kampung Lembanna, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yaitu Gunung Bawakaraeng.

oleh Yoseph IkanubunRamdania El Hida diperbarui 28 Mar 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 21:00 WIB
Pendaki gunung
Sekelompok pendaki di Lembah Ramma, perbukitan di lereng Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Top 3 Berita Hari Ini, ratusan gunung terbentang dari barat sampai ujung timur Indonesia. Bagi para pencinta alam, salah satu maha karya ciptaan Tuhan ini menjadi tantangan tersendiri untuk dapat menikmati keindahan negeri di atas awan.

Tapi, bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk mensyukuri, menjaga, merawat serta memelihara apa yang telah diciptakan-Nya.

Namun, belum lama ini temuan mengejutkan didapatkan dari salah satu gunung yang terletak di kampung Lembanna, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yaitu Gunung Bawakaraeng. Seperti sampah alat kontrasepsi, botol minuman keras, dan pakaian dalam. 

Diduga banyaknya kegiatan yang digelar di Gunung Bawakaraeng menjadi penyebab timbulnya kerusakan di atas gunung tersebut.

Cerita lain dari Padang. Bicara soal Padang, mungkin pertama kali yang terbersit di pikiran banyak orang adalah tentang masakan padang yang rasanya lezat. Ya, rendang.

Rendang kini tidak hanya dicintai masyarakat Indoesia. Makanan dari daging sapi dengan cita rasa pedas yang dipadu berbagai bumbu dan rempah-rempah telah menjadi salah satu menu favorit warga dunia.

Namun tahukah Anda, kapan pertama kali nama Restoran Padang atau Rumah Makan Padang tersebut mulai diperkenalkan?

Nama Restoran Padang pertama kali ditemukan pada sebuah iklan surat kabar yang terbit pada 1937, yakni "Padangsch-Resrtaurant". 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Temuan Mengejutkan di Gunung Keramat Bawakaraeng

Puncak Gunung Bawakaraeng. (iptek-art.blogspot.com)

Pemerhati lingkungan Rasyidin SHut memaparkan bagaimana kondisi terkini Gunung Bawakaraeng. Selain terjadi erosi, luncuran campuran tanah dan bebatuan atau debris slide, dan diskontinuitas batuan, juga ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan.

Rasyidin juga menyatakan jika hampir di seluruh jalur pendakian terdapat sebaran sampah, dengan jenis beragam, tidak hanya sampah alat kontrasepsi, tetapi juga pakaian dalam, dan botol-botol minuman keras.

Adanya kegiatan yang masiv dan sporadis di wilayah itu diduga menjadi salah satu faktor kerusakan di Gunung Bulu' Bawakaraeng.

Selengkapnya... 

2. Asal Muasal Sebutan Rumah Makan Padang

Masakan khas dari Padang juga tidak lepas dari serbuan para pemburu kuliner di Pasar Bendungan Hilir Jakarta pada Kamis 11 Juli 2013. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut dosen dan peneliti dari Universitas Leiden, Suryadi Sunuri, penggunaan nama "Restoran Padang" atau "Rumah Makan Padang" ditemukan pada sebuah iklan surat kabar yang terbit pada 1937.

Iklan tersebut dimiliki oleh pemilik rumah makan Padang itu bernama Ismael Naim.

Dari iklan di atas, Suryadi mengemukakan sangat mungkin kata "Padangsch-Resrtaurant" merupakan arketip dari istilah "Restoran Padang" yang dikenal di rantau pada zaman sekarang. Jadi, istilah tersebut terkait dengan pemakaian bahasa Belanda pada zaman kolonial.

Para perantau Minang pada masa itu memakai istilah "Padangsch-Restaurant" untuk menyebut masakan Minangkabau yang mereka jual.

Selengkapnya...

3. Titik Terang Nasib Pengungsi Cantik Asal Afghanistan di Manado

Tanpa Bahasa Inggris yang dikuasainya, pengungsi cantik dari Afghanistan itu mendatangi kantor Imigrasi Manado. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Frista Haedari dan putriya, Hasanah (4) adalah pengungsi asal Afghanistan yang kini menetap di Manado. Keduanya tinggal sementara di sebuah penginapan di dekat Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).

Kanwil Kemenkum dan HAM Sulawesi Utara, Dodi Karnida mengungkapkan alasan kenpada pengungsi ini tidak mau tinggal di Rudenim. Biaya kesehatan tak lagi ditanggung oleh International Organization for Migration (IOM) dan jika menetap, mereka akan dideportasi.

"Padahal, dia mau mencari suaka atau menjadi pengungsi, sehingga tidak boleh dideportasi," ujar Dodi.

Selengkapnya...

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya