Liputan6.com, Batam - Vania Atabania Karafi, balita perempuan asal Batam yang menderita gizi buruk sudah mulai membaik. Berat Vania yang sebelumnya hanya 4,1 kilogram kini berangsur naik menjadi 5 kilogram.
Meskipun demikian, kondisi Vania masih jauh dari kata normal. Sebab, umumnya anak berusia satu tahun memiliki berat badan di kisaran 10 kilogram dan sudah mulai berjalan. Sementara Vania baru mulai belajar merangkak.
Dokter spesialis gizi di Puskesmas Sei Lengkop, Sagalung Nefriyani, mengaku, sejak kasus gizi buruk itu mencuat, bayi Vania mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Dinas Kesehatan setempat memboyong bayi Vania ke rumah sakit.
Advertisement
Baca Juga
"Asupan gizi Vania terus kita pantau. Kita bahkan mendatangi rumahnya, minimal dua minggu sekali," ujarnya, Jumat (6/4/2018).
Nefriyani menjelaskan, kasus gizi buruk yang dialami Vania sangat berbeda dengan gizi buruk yang terjadi di Asmat. Bayi Vania mengalami alergi pada produk susu yang dikonsumsi.
Alergi itu menyerang daya tahan tubuh bayi Vania sehingga menyebabkan gizi buruk. Bayi Vania juga diketahui menderita TBC.
"Dari diagnosa rumah sakit, ada ditemukan TBC sehingga berat badannya susah bertambah," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Â
Hanya 2 Bulan Konsumsi ASI
Bayi Vania hanya mendapat ASI pada dua bulan pertama. Setelah itu, Vania diduga mengonsumsi susu kental manis untuk orang dewasa. Ironisnya, orangtua bayi Vania, Doni Setiawan (29), tidak mengetahui jika anaknya terkena gizi buruk.
Doni menduga, anaknya hanya terkena penyakit kulit. Bermodal uang pinjaman tetangga, ia membawa anaknya periksa ke dokter.
"Saat itu usianya menginjak 9 bulan. Kulitnya memerah dan mengelupas," ujar Doni.
Bayi Vania langsung dirujuk ke RSUD Embung Fatimah. Selama 12 hari di sana, bobot Vania berangsur naik. Dari 4,1 kilogram kini menjadi 5 kilogram.
Â
Advertisement