Kepulauan Meranti - Top 3 berita hari ini, serangan buaya kembali terjadi di Kepulauan Meranti, Riau. Kali ini korbannya seorang remaja yang bekerja sebagai penarik tual sagu.
Aking sang kakak yang menjadi saksi peristiwa nahas itu menuturkan, saat buaya itu menerkam, dirinya berdiri tak jauh dari adiknya. Akibat sibuk bekerja memasukkan tual sagu ke sampan, korban tak sadar jika ada seekor buaya yang telah mengintai.
Langsung saja, tubuh korban diterkam dan ditarik ke dasar sungai di Desa Kapau Baru, Kecamatan Tebingtinggi.
Advertisement
Kabar lainnya yang tak kalah menyita perhatian di Riau, sambaran petir pada sebuah pohon di tengah pasar membuat sembilan orang pingsan. Meski tidak mengalami luka bakar, mereka menderita mual serta muntah gara-gara suara petir yang menggelegar.
Sementara itu, dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), seekor anak harimau Sumatera tak jadi dievakuasi petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat. Warga khawatir, akan ada reaksi dari induk dan harimau lainnya.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Aking Saksikan Adiknya Diseret Buaya ke Dasar Sungai
Buaya di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kembali mengganas pada Sabtu pagi, 14 April 2018. Remaja 18 tahun yang bekerja sebagai penarik tual sagu diterkam dan ditarik ke dasar sungai pada pukul 09.00 WIB.
Kapolres Kepulauan Meranti, Ajun Komisaris Besar La Ode Proyek menyebut serangan buaya itu berlangsung di sebuah sungai di Desa Kapau Baru, Kecamatan Tebingtinggi.
Serangan buaya itu juga disaksikan saudara kandung korban Aking. Ketika itu, Aking memancing di sungai dengan jarak 20 meter dari korban.
2. Petir Buat Pengunjung Pasar Kaget Kocar-kacir hingga Pingsan
Petir tiba-tiba menyambar sebuah pohon di tengah pasar yang berlokasi di Kelurahan Sungai Sibam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau. Sembilan korban pingsan langsung dilarikan ke klinik dan rumah bidan terdekat guna dilakukan pertolongan.
Akibat peristiwa tersebut, kini para korban mengalami trauma, gangguan pendengaran, mual serta muntah gara-gara suara petir yang menggelegar.
"Sore itu, cuacanya memang hujan disertai dengan petir. Sembilan korban yang ada di situ pingsan. Sementara yang lainnya lari berhamburan," ujar Kapolsek Payung Sekaki AKP Benny Syaf didampingi Kanit Reskrim Polsek Payung Ipda M Bahari Abdi kepada JawaPos.com, Senin (16/4/2018).
3. Petugas Konservasi Tunda Evakuasi Anak Harimau di Agam, Kenapa?
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menunda proses evakuasi anak harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masuk dalam perangkap pada Sabtu, 14 April 2018, di Hutan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Penundaan tersebut dilakukan karena seorang warga meminta anak harimau Sumatera itu dilepaskan. Karena jika dievakuasi akan ada reaksi dari induk dan harimau lainnya.
"Akhirnya kami memutuskan untuk menunda evakuasi anak harimau Sumatera tersebut khawatir terjadi konflik dengan masyarakat di sekitar kawasan tersebut," kata Kepala BKSDA Sumbar, Erli Sukrismanto.
Erli menambahkan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam akan menambah dua unit kerangkeng dan memasang kamera video (trap video) untuk memantau aktivitas di lokasi sekitar. Terutama, memastikan adanya kawanan harimau lainnya yang dikatakan warga sekitar.