2 Orang Tewas dalam Gempa Banjarnegara, 500 Jiwa Mengungsi

Korban tertimpa reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa Banjarnegara yang terjadi sekitar pukul 13.28 WIB.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 18 Apr 2018, 19:34 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 19:34 WIB
2 Orang Tewas dalam Gempa Banjarnegara, 500 Jiwa Mengungsi
Korban meninggal dunia dalam gempa Banjarnegara, Rabu (18/4/2018). (dok. SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Gempa 4,4 skala ritcher (SR) dengan pusat gempa sekitar 30 kilometer dari kota Banjarnegara, rabu, 18 April 2018, berdampak besar. Dua orang dilaporkan meninggal dunia, ratusan jiwa lainnya mengungsi.

Dua orang yang meninggal dunia tersebut yakni, Asep (13) dan Asih (90). Keduanya merupakan warga Kasinoman, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara.

Korban tertimpa reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa Banjarnegara yang terjadi sekitar pukul 13.28 WIB. Mereka telah dievakuasi dan diperiksa di Puskesmas Kalibening dan selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Dalam gempa Banjarnegara ini, beberapa warga lainnya juga terluka. Namun, data yang terverifikasi, sementara ini baru dua orang yang dilaporkan dirawat di Puskesmas Kalibening.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman mengatakan, gempa juga berdampak pada ratusan rumah penduduk di Desa Kasinoman, Desa Kerosari, dan Lorengan, Kecamatan Kalibening.

Di Dusun Kebakalan, Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening disebut sebagai yang terdampak gempa paling parah. Di dusun ini, 134 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 500 jiwa mengungsi.

 

Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (dok. SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Dampak Terparah Gempa Banjarnegara

Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (dok. SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Pasalnya, 90 persen rumah di daerah ini rusak. Saat ini korban luka-luka terkena reruntuhan bangunan sudah di bawa ke Puskesmas terdekat. Adapun warga lainnya sementara ini diungsikan ke rumah warga di dusun Gunung Tawang desa Kertosari.

"Di Kasinoman memang cukup parah. Sebagian besar rusak. Nah kita masih assessment lebih jauh lagi. Pada saatnya kami akan kita sampaikan. Kalau KK-nya ada 134, ini terdiri dari 500 jiwa. Cuma, 90 bangunan di Kertosari itu memang mengalami rusak," ucap Arif, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu sore.

Saat ini BPBD bersama instansi lain dan TNI/Polri tengah melakukan tanggap darurat bencana. Petugas dan relawan fokus pada upaya penyelamatan barang berharga yang mungkin tertimbun.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara sudah di lokasi dan masih mendata dampak gempa. "Kami bersama relawan saat ini sedang melakukan evakuasi dan pencarian," Arif menjelaskan.

 

Posko Darurat Gempa Banjarnegara

Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (dok. SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Arif memperkirakan, jumlah bangunan yang rusak masih terus bertambah. Pasalnya, di luar desa Kasinman, dua desa lainnya juga terdampak, yakni Desa Kertosari dan Lorengan.

BPBD juga mendirikan Posko Darurat Bencana serta dapur umum untuk melayani kebutuhan pengungsi. Selain rumah penduduk, para pengungsi ditampung di gedung sekolah, fasilitas umum lain tak terdampak.

Selain merusak rumah penduduk, gempa juga merusak gedung sekolah, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Banjarnegara, Setyo Aji menduga, gempa 4,4 skala ditcher itu berdampak besar lantaran titik pusat gempa dangkal, yakni kedalaman sekitar 4 kilometer.

Sebab itu, meski kecil, dampaknya amat dirasakan di daerah berdekatan dengan pusat gempa. Gempa pun bersifat lokal. Daerah lain yang cukup jauh dari lokasi gempa tak merasakan getaran atau goncangan.

"Kalibening yang paling merasakan. Kalau daerah lainnya merasakan getaran tetapi belum dilaporkan dampaknya," Aji menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya