Liputan6.com, San Francisco - Tepat hari ini pada tahun 1906, gempa bumi dahsyat melanda San Francisco, Amerika Serikat. Lindu berkekuatan 8 skala Richter tersebut terjadi pada pukul 05.13 pagi waktu setempat.
Dikutip dari laman History.com, Rabu (18/4/2018), akibat kejadian itu ribuan orang tewas karena tertimpa bangunan roboh.
Gempa bumi ini terjadi lantaran adanya pergeseran patahan San Andreas. Gempa ini pun juga terasa hingga selatan Oregon hingga Los Angeles.
Advertisement
Baca Juga
Bangunan di San Francisco yang materialnya didominasi batu-bata pun hancur lebur. Ditambah lagi dengan adanya insiden kebakaran pasca-gempa bumi, sehingga menyulitkan unit pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi guna memadamkan api.
Dua jam setelah kejadian, tepatnya pada pukul 07.00 pagi, pasukan Angkatan Darat AS dari Fort Mason melaporkan kepada Wali Kota San Francisco E.E Schmitz tentang pemberlakuan jam malam.
Anggota militer pun telah bersiap-siap untuk menangkap oknum tak bertanggung jawab yang ingin menjarah barang-barang warga yang sudah tinggal di pengungsian.
Sementara itu, untuk menghadapi gempa susulan, satuan militer telah dikerahkan sembari membantu anggota kebakaran yang masih berusaha memadamkan api.
Pada 20 April, sekitar 20 ribu pengungsi masih berada di area pengungsian. Mereka dievakuasi kembali dari wilayah Van Ness Avenue ke USS Chicago dengan berjalan kaki.
Pada 23 April, sebagian besar api sudah berhasil dipadamkan dan pihak berwajib mulai membangun metropolis yang hancur.
Diperkirakan sekitar 3.000 orang meninggal dunia akibat gempa bumi dan kebakaran dahsyat yang terjadi di wilayah tersebut.
Hampir 30 ribu bangunan hancur, termasuk rumah warga dan pusat bisnis.
Selain peristiwa gempa bumi yang melanda San Francisco, pada hari yang sama tahun 1955, ilmuan terkenal Albert Einstein meninggal dunia. Otak Albert Einsten pun diambil guna mengetahui alasan kecerdasan manusia.
Sementara itu, pada 18 April 1955, Konferensi Asia Afrika dimulai di Bandung, Indonesia.
Pertemuan yang berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka bertujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika.
Juga untuk melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: