Suara-Suara Aneh di Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Rumah pengasingan Bung Karno di Ende menjadi tempatnya merenung dan merumuskan Pancasila.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 20 Mei 2018, 01:01 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2018, 01:01 WIB
Rumah Pengasingan Bung Karno
Kamar tidur Bung Karno di Ende, Flores, NTT. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Semasa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno pernah diasingkan ke Pulau Flores pada 1933 hingga 1938. Tepatnya di Kabupaten Ende. Namun, tempat itu bukan sekadar menjadi tempat pengasingan, melainkan menjadi tempat presiden pertama Republik Indonesia itu merenungkan dan merumuskan konsep Pancasila.

Rumah pengasingan Bung Karno kini menjadi situs sejarah. Seluruh barang-barang yang digunakan Bung Karno semasa pengasingannya masih tersimpan rapi di rumah milik Haji Abdulah Ambuwaru itu.

Saat Anda memasuki rumah itu, persis di ruangan depan, terpajang benda-benda peninggalan Bung Karno seperti biola, piring sendok, dulang, setrika besi, gambar pura bali hasil lukisan Bung Karno, salinan tulisan anak angkat Bung Karno, Ratna Djuami, hingga salinan surat cerai Bung Karno bersama Inggit Garnasih.

Sementera di sebelah kanan ruangan, terdapat ruang tamu dengan meja dari marmer yang merupakan hadiah dari almarhum Hj. MH Rotta. Di belakang ruang tamu itu berada kamar tidur Bung Karno.

Perabot di ruang itu cukup lengkap. Ada kasur yang dibalut seprei putih dengan bantal dan guling. Di samping dipan, ada lemari pakaian dan tempat menggantung pakaian.

Beralih ke ruang tengah yang berhadapan dengan kamar tidur Bung Karno, tersimpan tongkat Bung Karno. Sementara, di seberang kamar tidur Bung Karno terdapat ruang yang menjadi kamar tidur mertuanya, Ibu Amsi, bersama anak angkat proklamator itu.

Salah seorang dari dua penjaga rumah pengasingan Bung Karno, Ahmad Fatur Rizal menyatakan semua benda-benda peninggalan bapak bangsa itu masih asli, kecuali salinan surat nikah dan surat penceraian Bung Karno dengan Inggit Garnasih.

Di luar rumah itu, terdapat pohon sukun bercabang lima yang menjadi tempat merenung Bung Karno. Pohon itu pula yang disebut mengilhami konsep Pancasila. Meski pernah tumbang karena diterpa angin, pohon sukun itu tetap saja hidup dan bercabang lima.

"Ini yang ketiga, sudah dua kali tumbang tetapi tetap saja tumbuh dan bercabang lima. Saat ditanam ulang, pakai ritual adat," kata Fatur.

Kisah-Kisah Aneh

Rumah Pengasingan Bung Karno
Sumur tua di rumah pengasingan Bung Karno di Ende, NTT. (Liputan6.com/Ola Keda)

Kedatangan ke rumah bersejarah itu sering meninggalkan kesan dalam kepada pengunjung. Tapi, bukan karena terpukau pada benda-benda peninggalan.

"Para pengunjung sering mengaku merinding saat masuk, seolah ada Bung Karno ada di rumah ini," ujar Fatur kepada Liputan6.com, Kamis, 17 Mei 2018.

Pernah juga, warga di sekitar rumah pengasingan mendengar suara-suara aneh. "Seperti ada suara pidato dan kadang suara ribut seperti bantingan kursi. Pernah juga ada warga dengar suara tarikan air sumur di tengah malam," tutur Fatur.

Selain suara aneh itu, masyarakat Ende juga memiliki kepercayaan lain terkait rumah pengasingan Bung Karno itu. Yakni, pejabat yang suka korupsi akan meninggal dunia setelah masuk ke rumah pengasingan Bung Karno.

"Sudah ada dua pejabat daerah meninggal usai kunjungi rumah Bung Karno. Masyarakat meyakini kalau itu pejabat tidak bersih," katanya.

Dia menambahkan, situs Bung Karno sering dikunjungi anak Bung Karno, seperti Megawati Soekarno Putri bersama suaminya, almarhum Taufik Kiemas dan sang putri, Puan Maharani.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya