Liputan6.com, Jayapura Bank Indonesia perwakilan Provinsi Papua memprediksi kenaikan permintaan uang dari masyarakat Papua pada Ramadan 1439 Hijriah meningkat hingga 51 persen dari tahun sebelumnya. Pengeluaran mencapai Rp 2,14 triliun, dan tahun ini Bank Indonesia menyiapkan uang hingga Rp 3,03 triliun.
Prediksi ini diduga karena adanya pembayaran gaji dan tunjangan hari raya (THR), serta kebutuhan pengisian uang pada anjungan tunai mandiri (ATM).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto menyebutkan permintaan kenaikan uang pecahan besar mencapai 54 persen dan untuk uang pecahan kecil diprediksi mencapai 23 persen. Uang pecahan kecil yang dimaksud adalah pecahan Rp 20 ribu ke bawah.
Advertisement
Baca Juga
"Peningkatan kebutuhan uang juga dikarenakan adanya pembayaran gaji 13 PNS serta THR dan pembayaran honor lainnya," kata Joko dalam keterangan pers Kesiapan BI menghadapi Idul Fitri di Papua, Senin (28/5/2018).
Dalam sistem pembayarannya, BI perwakilan Papua terus meningkatkan transaksi nontunai, melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
"Tahun ini, pembayaran dengan sistem RTGS dan SKNBI di Papua juga diprediksi akan meningkat dengan aktivitas ekonomi warga jelang Lebaran, sertanya lamanya libur Lebaran tahun ini," Joko menambahkan.
Uang Pecahan Favorit
Sementara itu, untuk melayani penukaran uang jelang Idul Fitri, Bank Indonesia setempat melakukan kas keliling di sekitar Kota Jayapura dengan jadwal penukaran seminggu dua kali. Mobil kas keliling BI biasanya terdapat di pusat keramaian dan perbelanjaan yang terdapat di wilayah Abepura dan Kota Jayapura.
Sedangkan untuk penukaran uang lusuh atau tak layak edar dan penukaran uang yang sudah dicabut dari peredaran, dapat dilakukan di Kantor BI setiap hari kerja.
Bank Indonesia di Papua juga bekerja sama dengan perbankan lainnya pada 7 kabupaten yakni Kabupaten Biak Numfor, Jayawijaya, Merauke, Timika, Nabire, Serui dan Sorong, untuk membantu warga dalam penukaran uang.
"Perbankan yang ditunjuk menjadi perpanjangan tangan BI untuk menyebarkan uang kepada warga di kabupaten itu," kata Joko.Dia berharap masyarakat Papua tak menukarkan uang melalui perantara, karena tidak ada jaminan ketepatan jumlah uang yang ditukar, bahkan bisa berdampak uang yang ditukar palsu, serta adanya pungutan biaya.
"Jika masyarakat menukar uang di bank atau kas keliling BI, dijamin tak ada pungutan dan mendapatkan uang dengan hitungan pas," jelas Joko.
Hingga saat ini Bank Indonesia mencatat pecahan Rp 10 ribu menjadi pecahan yang paling banyak diincar warga Papua dalam penukaran uang pecahan. Disusul pecahan kedua adalah Rp 5.000 hingga pecahan uang Rp1.000.
"Ada foto Frans Kaisepo di lembaran uang Rp 10 ribu dan ini yang membuat kami bangga," kata Lilik, warga Kota Jayapura.
Advertisement