Elpiji 3 Kg Langka di Ponorogo, Warga Gelindingkan Tabung ke Jalan

Elpiji 3 Kg atau elpiji melon mulai langka di Ponorogo sejak awal Ramadan. Warga gelar aksi gelindingkan tabung kosong.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 07 Jun 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 17:00 WIB
Elpiji Melon
Elpiji melon langka di Ponorogo picu aksi warga (Liputan6.com / Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Ponorogo - Permasalahan yang sering menimpa masyarakat Ponorogo saat bulan Ramadan adalah langkanya elpiji 3 kg atau yang biasa disebut elpiji melon. Elpiji yang dikhususkan untuk masyarakat miskin ini berkurang peredarannya bahkan harganya menembus Rp 30 ribu per tabung dari biasanya hanya Rp 16 ribu per tabung.

Beberapa pangkalan elpiji bahkan ramai didatangi warga yang berburu elpiji melon. Tidak hanya itu, warga juga sempat menggelar aksi menggelindingkan tabung elpiji melon di jalan raya sebagai simbol kekecewaan warga terhadap langkanya elpiji.

Belasan warga pun menggelar aksi di Jalan Ir. H. Juanda, selain membawa belasan tabung gas kosong mereka pun juga membawa poster berisikan tuntutan agar pasokan LPG kembali lancar.

Salah satu masyarakat, Irfan Nugroho (33) mengalami kesulitan membeli gas Elpiji sejak awal Ramadan. Bahkan, dirinya rela mencari Elpiji hingga berjarak 7 km dari rumahnya.

"Rumah saya Siman, tapi saya dapat di Tambakbayan. Itu kan jauh dari rumah saya," katanya.

Bahkan menurut Irfan selain langka, harga per tabung mencapai Rp 30 ribu. "Harganya mahal sekali, untuk kami ini terlalu mahal," jelas dia, Rabu, 6 Juni 2018.

Dalam aksinya, massa juga sempat berorasi dan melakukan aksi menggelindingkan tabung gas kosong di jalan sebagai bentuk protes akibat kelangkaan ini. Irfan pun berharap pasokan Elpiji 3 kg segera lancar kembali sehingga tidak perlu lagi aksi protes seperti ini.

"Kami ingin pasokan Elpiji segera lancar kembali dan harganya kembali normal Rp 16-17 ribu," imbuh dia.

Elpiji melon langka membuat Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Migas se-Karesidenan Madiun Agus Wiyono gusar.  "Ada yang menyalahi terutama masyarakat, padahal kuota pengiriman Elpiji 3 kg untuk Ponorogo ini tetap," kata Agus.

Menurut Agus, banyak masyarakat yang membeli dalam jumlah banyak. Padahal, Elpiji 3 kg ini merupakan barang subsidi dan peruntukkannya untuk rakyat miskin.

"Saya bakal terus monitoring, selain Ponorogo, Ngawi juga bergejolak masalah LPG melon ini," ucapnya.

Agus menjanjikan pihaknya bakal mengusut penyebab kelangkaan Elpiji 3 kg ini. "Akan kami cari penyebabnya apa," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelanggaran Elpiji Melon

Gas Langka
Sepekan belakangan ini ketersediaan gas elpiji ukuran 3 kg (melon) di beberapa desa di lima Kecamatan mendadak hilang dari pasaran. Foto: (Fajar Eko/Liputan6.com)

Buntut dari permasalahan kelangkaan Elpiji 3 kg yang terjadi di Ponorogo, pangkalan yang berada di Desa Kalimalang, Kecamatan Sukorejo dapat sanksi dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Migas.

Sanksi tersebut berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada salah satu pangkalan di Desa Kalimalang, Kecamatan Sukorejo yang kedapatan menjual Elpiji melon ke pengecer bukan ke rumah tangga.

Agus pun mengaku curiga ada pangkalan yang memiliki tabung Elpiji melon ilegal. "Saya mengindikasikan ada tabung Elpiji 3 kg kosong selain yang dikeluarkan Pertamina. Jadi, ada tabung lainnya, pengecer punya stok tabung kosong," ucapnya.

Agus menjelaskan Pertamina sudah mengirim kuota gas tabung melon seperti biasa bahkan terbaru untuk Ponorogo ditambah 10 persen. Kenyataannya, di beberapa tempat di Bumi Reog, warga kesulitan memperolehnya.

"Kami juga mengawasi pergerakan pengecer yang hunting elpiji melon ini yang perlu diwaspadai," papar dia.

Menanggapi permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menggelar operasi pasar Elpiji 3 kg di Paseban Alun-Alun Ponorogo. Setidaknya ada 560 tabung yang disiapkan dalam operasi pasar ini.

Anggota Hiswana Migas Agus Mustofa Latif mengatakan operasi pasar ini sengaja dilakukan untuk meredam situasi Ponorogo yang kekurangan stok Elpiji melon. "Tujuannya untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan Elpiji," tukas dia.

Menurutnya, sesuai petunjuk dari Pertamina dalam operasi pasar kali ini disiapkan 560 tabung dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 16 ribu. "Kami juga terus mengimbau kepada masyarakat untuk memakai elpiji sesuai dengan kemampuan, jangan semua ingin murah terus pilih Elpiji melon," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya