Liputan6.com, Muna - Kematian Wa Tiba (54) akibat ditelan ular piton bulat-bulat mengagetkan banyak pihak. Warga setempat bahkan mengerahkan "orang pintar" untuk mencari wanita malang itu karena tak kunjung pulang ke rumah.
Kepala Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, La Faris, yang memimpin pencarian menuturkan, pada jasad korban ditemukan sejumlah luka. Luka pertama terdapat di bagian kaki yang berbentuk gigitan. Sementara, luka kedua terdapat di kepala.
Melihat posisi jasad saat dikeluarkan dari dalam perut ular, kepala korban diduga ditelan lebih dulu. Sementara dengan posisi parang dan sandal Wa Tiba yang berada di pinggir semak-semak, ia memperkirakan ular tersebut sudah mengintai perempuan itu di balik rerumputan.
Advertisement
"Terus, ada semacam jejak ban terselip di situ," kata La Faris.
Wa Tiba, kata dia, kemungkinan sempat diseret setelah berhasil dilumpuhkan di tengah kebunnya. "Ular berada sekitar 30 meter dari lokasi barang-barang miliknya ditemukan warga. Kondisi lokasi banyak rumput, jadi sempat tak terlihat," tuturnya.
Baca Juga
Sekitar 100 orang dikerahkan untuk mencari Wa Tiba di kebunnya. Berdasarkan petunjuk seorang paranormal, lokasi korban berada sekitar 20 meter dari kebunnya.
"Ternyata memang benar, kami bersyukur tidak jauh dari situ," ujarnyanya.
La Ode Fendi, warga yang sempat terpekik melihat ular piton pertama kali berbaring dalam memanjang di dalam semak-semak di pinggir kebun korban. Tak mampu bergerak, ular itu pasrah saat sejumlah warga berusaha melumpuhkannya.
"Dia tidak banyak bergerak lagi, langsung kami lumpuhkan. Kemudian, kami tarik ke kampung bangkainya karena diduga memang sudah memangsa orang," katanya.
Jarak antara lokasi ular ditemukan dan rumah korban sekitar 1 kilometer. Sebelum masuk ke lokasi korban ditemukan, warga melalui jalan setapak yang ditembuhi semak belukar sekitar 500 meter jauhnya.
Dugaan La Faris didasarkan kejadian yang dialami rekannya. Saat itu, kata dia, korban yang merupakan rekan kantornya digigit ular pada bagian kaki saat sedang melintas.
"Tapi, dia syukur bisa selamat. Saya duga, korban (Wa Tiba) memang digigit kakinya lebih dulu sebelum ditarik ke semak-semak," ujar La Faris.
Â
Segel Mantra Terlepas?
Camat Lohia, Hajar Sosi, mengatakan lokasi tempat Wa Tiba ditemukan tewas merupakan sarang ular sejak dahulu. "Makanya, warga pindah karena memang dianggap angker," katanya.
Sementara, La Faris menyatakan pernah dijadikan tempat berkebun jagung dan ubi kayu, tapi kemudian ditinggalkan. "Kata warga sekitar, memang dulu ular-ular ini mampu disembunyikan keberadaannya dengan doa-doa para orangtua. Jadi, warga bisa leluasa berkebun," ujar La Faris.
Faris melanjutkan, kemungkinan karena "orang pintar" yang menjadi pawang sudah meninggal dunia, segel mantranya terbuka. Sehingga, ular bisa kembali bebas berkeliaran.
"Ada gua-gua kecil karena memang lokasi desa berbatu. Kalau ada yang mau datang lihat, kami bisa pancing keluar ularnya pakai tali," katanya.
Warga Desa Lawela yang dikonfirmasi mengatakan, kejadian ini tidak ada hubungannya dengan terganggunya habitat ular. Apalagi, masih banyak hewan seperti babi dan monyet yang tak pernah diburu warga.
"Kalau kami tak pernah berburu ular atau hewan lain. Sebab, mayoritas warga kampung bekerja sebagai buruh bangunan dan petani musiman," ujar Fendi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement