Yogyakarta - Suasana Bangsal Kepatihan Yogyakarta, pada Kamis (21/6/2018), terlihat jauh lebih ramai dari biasanya. Barisan antrean masyarakat mengular di pintu gerbang dalam utama kompleks yang juga kantor Sri Sultan HB X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.
Hari ini Gubernur DIY melaksanakan halalbihalal dengan masyarakat umum yang memang biasanya dilaksanakan usai Idul Fitri. Selama dua jam lebih, Sultan HB X bersama GKR Hemas, Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, dan GKBRAY Paku Alam X "jumeneng" di tengah bangsal. Selanjutnya, warga silih berganti menyalami jajaran pemimpin DIY tersebut.
Iswantoro, Kepala Bidang Humas Pemda DIY mengatakan kali ini sekitar 4.000 warga masyarakat baik tua, muda, laki-laki, dan perempuan hadir ke Bangsal Kepatihan untuk mengikuti acara tersebut. Padahal, masyarakat hanya mendapatkan pemberitahuan baik melalui media massa, poster maupun gethok tular dari mulut ke mulut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami dari Pemda DIY menyiapkan 4.000 porsi makanan dalam acara halalbihalal ini, namun sepertinya masyarakat yang hadir lebih banyak. Kami estimasi waktu mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB," ucapnya di sela acara.
Setelah bersalaman dengan Sultan HB X, masyarakat diperkenankan menyantap hidangan yang sebelumnya sudah disiapkan Pemerintah Provinsi DIY. "Ada jenang sumsum, nasi merah, soto, mi jawa, dan bakso yang semuanya bisa dinikmati masyarakat," sambungnya.
Baca berita menarik dari KRJogja.com lain di sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Alasan Warga Ingin Salami Sultan Saat Syawalan
Halalbihalal yang digelar Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, di Bangsal Kepatihan, hari ini dimaknai beragam oleh masyarakat. Ada yang menilai sebagai bentuk mencari berkah. Namun, ada juga yang menganggapnya sebagai bagian dari melestarikan tradisi.
Salah satunya Yati (60), warga Juminahan yang setiap tahun tak pernah absen ikut serta bersalaman dengan Sultan saat momen Idul Fitri.
Yati yang tak pernah absen mengaku begitu antusias datang ke Kepatihan hari ini. Ia bahkan mengajak rombongan pengajian kampungnya yang ternyata tak kalah semangat ingin bertemu dengan Gubernur yang juga Raja Keraton Yogyakarta ini.
"Kalau saya ingin sungkem pada gubernur yang juga raja saya, sebuah tradisi saja karena senang bisa bersalaman dengan Sultan," katanya, dikutip KRJogja.com.
"Tapi, bukan ngalap berkah lho karena berkah itu dari Allah. Ini jadi sebuah tradisi masyarakat Yogyakarta dan kapan lagi bisa bertemu langsung kalau tidak momen ini," imbuh ibu yang kesehariannya berjualan bambu ini.
Yati juga sempat menceritakan bawasanya ada kebangaan tersendiri bagi masyarakat ketika bisa bertemu dan bersalaman dengan orang nomor satu di DIY. Ia bahkan dengan bangga menyampaikan foto bersama Sultan yang dibelinya seharga Rp 10 ribu.
"Bangga bisa salaman karena kami kan hanya masyarakat biasa. Saya dulu beli foto langsung jadi itu waktu salaman dengan Sultan, Rp 10 ribu. Ya bangga sekali punya foto saya pasang di rumah," ujarnya sembari tersenyum.
Sementara Ahmadi, seorang penjual angkringan di Jalan Imogiri Barat, Sewon, Kabupaten Bantul, mengaku tertarik datang setiap tahun lantaran ingin mencari berkah dari para pemimpin DIY.
"Setiap tahun tidak pernah absen, saya datang berenam dengan istri dan anak-anak. Saya ingin menunjukkan bagaimana sosok pemimpin dan harapannya bisa mendapat berkah kelak anak-anak saya bisa jadi orang," tukas Ahmadi.
Advertisement