Sekolah Barista Gratis dan Pelestarian Kopi Papua

Sangat sulit mencari barista atau peracik kopi yang asli dari Papua. Hotel-hotel bahkan harus mendatangkannya dari Jawa.

diperbarui 08 Jul 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2018, 07:02 WIB
kopi papua
Arabika Papua, salah satu kopi unggulan dari pegunungan tengah Papua. (foto: Liputan6.com / KabarPapua.co / Liza Indriyani)

Jayapura - Siapa bilang Papua tidak punya sekolah barista? Adalah Pieter Tan, CEO Garuda Mas, perusahaan yang bergerak dalam bidang kopi di Papua, ia sangat peduli dengan ekonomi kerakyatan di Papua.

Kopi Papua menjadi unggulan produksi kopi Indonesia. Arabika Wamena misalnya, rasanya disejajarkan dengan Jamaica Blue Mountain. Arabika Wamena berasal dari biji kopi yang ditanam di ketinggian 1.600 mdpl.

Dengan budidaya tradisional, yakni dibiarkan tumbuh liar, membuat kopi Wamena menjadi sangat istimewa. Tanpa pupuk, tanpa pestisida.

"Petani kopi banyak yang sudah tua dan anak muda di daerah itu tak mau menjadi petani," kata Pieter kepada KabarPapua.co, Jumat, 6 Juli 2018.

Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan kopi Papua musnah. Apalag,i anak-anak muda lebih tertarik bekerja di kota.

"Ini salah satu alasan didirikannya Papua Barista School atau sekolah peracik minuman dan kedai kopi di Kota Jayapura. Harapannya, anak muda Papua tertarik mempelajari kopi dan peduli dengan masa depan kebun kopi di Papua," kata Pieter.

Ditambahkan, program meracik kopi itu digratiskan bagi anak asli Papua. Bahkan disediakan pula mess selama proses belajar itu, termasuk makanan. Semua gratis.

 

Baca berita menarik lainnya dari Kabarpapua.co di sini.

 

Subsidi Silang

kopi papua
Salah satu barista di Papua Barista School. (foto : Liputan6.com / KabarPapua.co / Liza Indriyani)

Menurut Pieter, profesi barista asli Papua sangat sulit didapatkan. Kadang kala pengusaha jasa hotel justru mendatangkan peracik kopi dari luar Papua  untuk melatih karyawannya.

Dengan Papua Barista School ini, banyak pihak hotel menyekolahkan karyawannya menjadi seorang barista.

"Tapi, pihak hotel itu bayar. Nah, dana tersebut yang saya gunakan untuk subsidi ke anak asli Papua yang belajar barista di sini," kata Pieter.

Pieter berharap dengan melatih putra asli Papua menjadi seorang  barista, suatu saat anak asli Papua tersebut dapat bekerja di hotel atau menjadi pengusaha kopi lainnya, bahkan pengusaha hotel tak perlu mendatangkan barista sampai ke Pulau Jawa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya