Misteri Kematian Ribuan Ikan di Aliran Sungai Seranau

Aliran sungai Seranau dan Buluh Tibung memang tercemar, namun pencemaran itu tidak sampai mengakibatkan kematian terhadap ikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 21:00 WIB
Ikan mati
Ikan mati mendadak di Sungai Cimanuk, Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Kotawaringin Timur - Sekretaris Komisi II DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Alexius Esliter mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) daerah itu untuk mengungkap penyebab kematian ribuan ikan di aliran sungai Seranau dan Buluh Tibung.

"Hasil uji laboratorium yang dilakukan DLH aliran sungai tersebut tercemar bahan kimia jenis kalium, namun dalam ambang batas rendah atau dapat ditoleransi dan tidak menyebabkan kematian pada ikan," katanya di Sampit, Selasa (25/9/2018), dilansir Antara.

Alex mengatakan, jika tidak akibat pencemaran, terus akibat apa ribuan ikan itu mati. Hal ini yang masih di tunggu masyarakat.

"Sejak awal saya sudah meminta kepada DLH yang di uji laboratorium jangan hanya contoh air saja, namun ikan yang mati juga harus di uji laboratorium, namun hal itu tidak dilakukan," katanya.

Alex menilai pengungkapan penyebab kematian ribuan ikan akan semakin sulit. Selain kejadiannya sudah lama juga kondisi aliran sungai Seranau dan Buluh Tibung di Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur saat ini sudah berangsur membaik karena sering di guyur hujan lebat.

"Kerja DLH setengah hati dalam mengungkap dugaan pencemaran aliran sungai Seranau dan Buluh Tibung. Seharusnya uji laboratorium di lakukan secara menyeluruh dan tidak hanya terpaku pada air sungai saja," katanya.

Alex tetap meminta kepada pihak PT Sukajadi Sawit Mekar (SSM) yang diduga melakukan pencemaran aliran sungai untuk bertanggungjawab dengan memberi ganti rugi matinya ikan warga yang dipelihara dalam keramba.

"Terlepas terbukti atau tidak PT SSM melakukan pencemaran, pihak perusahaan tetap harus membantu masyarakat, sebab akibat pencemaran itu masyarakat sangat dirugikan," katanya.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Kotawaringin Timur, Sanggol Lumban Gaol mengatakan, berdasarkan hasil uji laboratorium menyebutkan, aliran sungai Seranau dan Buluh Tibung memang tercemar, namun pencemaran itu tidak sampai mengakibatkan kematian ribuan ikan.

"Kematian ribuan ikan di aliran sungai itu diduga akibat hal lain. Dan hal lain itu yang akan kita selidiki," katanya.

Lebih lanjut Sanggol mengatakan, dalam waktu DLH akan membentuk tim gabungan guna mengungkap penyebab kematian ribuan ikan tersebut.

"Tim gabungan itu nantinya terdiri dari DLH, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, Kepolisian dan instansi terkait lainnya," ungkap Sanggol.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya