Kisah Ayah Wali Kota Risma Mengirim Ribuan Jenazah

Perjuangan melawan penjajah saat itu memang menelan banyak korban, sehingga almarhum Bapak Wali Kota Risma setiap hari mengirimkan ribuan jenazah ke Nganjuk, Jombang, Kediri dan beberapa daerah di Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Okt 2018, 12:32 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 12:32 WIB
Wali Kota Risma menerima rombongan kirab
Wali Kota Risma menerima rombongan kirab (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima rombongan Kirab Satu Negeri GP Ansor di Rumah Dinasnya, Senin (8/10/2018). Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menerima bendera kirab yang kemudian diserahkan kembali untuk melanjutkan perjalanannya menuju Malang.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menceritakan perjuangan almarhum bapaknya yang ternyata juga Ansor. Saat itu, usia almarhum Bapaknya masih berusia 16 tahun, tepat resolusi jihad dikumandangkan oleh KH Wahab Hasbullah.

Kemunculan resolusi jihad itu membuat santri, Ansor dan Banser se-Jawa Timur menyatukan tekad bersatu melawan penjajah. Pusat markasnya saat itu terletak di rumah Mbah Kakungnya di Blauran.

Risma menyebutkan, sebetulnya, pusat resolusi jihad yang saat ini menjadi kantor PCNU Surabaya merupakan tempat tinggal kakeknya.

"Tapi karena digunakan markas resolusi jihad dan kantor NU, kemudian Mbah Kakung saya pindah ke Blauran gang 4," kata Risma.

Di Blauran gang 4 itu, semua gang digunakan untuk perjuangan santri, Banser dan Ansor se Jawa Timur.

Perjuangan melawan penjajah saat itu memang menelan banyak korban, sehingga almarhum Bapak Wali Kota Risma setiap hari mengirimkan ribuan jenazah ke Nganjuk, Jombang, Kediri dan beberapa daerah di Jawa Timur.

"Bapak saya dulu sering bercerita kalau mengirimkan jenazah pejuang ke beberapa daerah, selalu ribuan. Oleh karena itu, saya tahu betul bagaimana perjuangan Ansor dan Banser saat itu," tegasnya.

Wali Kota Risma berharap Ansor dan Banser untuk terus menghidupkan masjid-masjid, terutama di Kota Surabaya. Sebab, dia tidak ingin masjid-masjid itu ditempati orang-orang yang tidak jelas paham ideologinya.

"Saya mohon, mari kita terus hidupkan masjid, supaya tidak dimasuki orang-orang yang tidak jelas," ujarnya.

Koordinator Kirab Satu Negeri wilayah Jawa Timur Abid Umar Faruq mengatakan, kirab ini diserahterimakan ke Jawa Timur pada 5 Oktober 2018 lalu.

Di Jawa Timur, kirab ini diarak ke 18 kabupaten atau kota dan berakhir di Tuban pada 15 Oktober 2018. Kemudian Tanggal 16 diserahterimakan ke PW Ansor Jawa Tengah di Pondok Pesantren Sarang Rembang. Nanti akan diteruskan hingga berakhir di Yogyakarta.

"Dan dilanjutkan dengan apel 100 ribu kader Banser se Indonesia yang akan dipimpin oleh Presiden Jokowi. Melalui kirab ini kami ingin Indonesia damai. Kita ini Indonesia. Kita ingin meneguhkan kembali kecintaan NKRI," katanya.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya