Liputan6.com, Garut Jika sebelumnya guru mereka yang melakukan deklarasi aksi penolakan kehadiran lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), kali ini sekitar 1.050 siswa lebih SMPN 2 Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat melakukan aksu serupa.
Kepala Sekolah SMPN 2 Tarogong Muhidin mengatakan, maraknya pemberitaan tentang LGBT saat ini, membuat lembaganya terpanggil melakukan penolakan. "Kami jelas khawatir, bagimana nasib generasi bangsa ini ke depan," ujar dia, di sela-sela aksi siswa, di Garut, Jumat (12/10/2018).
Bahkan kegiatan itu ujar dia, sesuai dengan intruksi dinas pendidikan yang mengharuskan sekolah melakukan deklarasi serupa, sebagai bentuk kampanye penolakan LGBT. "Kami pun telah melarang seluruh siswa membawa alat komunikasi ke sekolah," ujar dia.
Advertisement
Menurutnya, deklarasi siswa perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral, untuk menghadang sekaligus mempersempit perkembangan LGBT di kalangan pelajar serta masyarakat luas.
"Kami disekolah menerapkan sistem pendidikan siswa berkarakter, seperti embun pagi, shalat duha, shalat berjamaah bersama hingga mengaji bersama tiap hari, papar dia.
Baca Juga
Ketua OSIS SMPN 2 Tarogong Kidul Rohmat Slamet Riyadi, (14) menambahkan, deklarasi penolakan itu sebagai bukti perang lembaganya terhadap kehadiran LGBT di sekolah.
"LGBT akan menghancurkan dan merusak genersi bangsa, kalau tidak ada tindakan dari pemerintah maka akan terus menyebar," ujar dia mengingatkan.
Untuk itu, pelajar kelas IX ini berharap, prmerintah daerah bersikap keras melarang seluruh aktifitas LGBT, termasuk membubarkan keberadaan lembaga mereka. "Tolong bertindak tegas pada LGBT, takutnya generasi yang diharapkan bung Karno tidak sesuai dengan bung Karno," ujar dia.
Hal yang sama disampaikan, disampaikan Imel Shintia, (14) salah satu pelajar peserta aksi mengatakan, sebagai muslim yang taat, seluruh tindak tanduk kegiatan LGBT bertentangan dengan agama.
Sehingga kehadirannya jangan dibiarkan berkembang, agar tidak merusak generasi bangsa. "Pokonya tidak boleh, mari kita perangi bersama," pinta dia yang diamini ratusan rekan-rekannya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Sindiran Pelajar
Selain menyerukan penolakan kehadiran aktifitas LGBT, mereka pun tak jarang melakukan sindiran dalam spanduk dan tulisan yang mereka bawa, terhadap kehadiran LGBT di tengah masyarakat. "Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, bukan Adam dan Hendra," salah satu tulisan yang dibawa salah seorang peserta deklarasi siswa SMPN 2 Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.
Puluhan spanduk bertuliskan penolakan kepada LGBT dibawa para siswa. Teriakan penolakan juga lantang disampaian siswa saat menggelar deklarasi penolakan LGBT di kalangan pelajar, sejak kemunculn akun facebook gay SMP-SMA di Garut beberapa waktu lalu.
"Kami jelas menolak sebab keberadaan LGBT merusak moral generasi muda bangsa," ujar Rohmat menambahkan.
Ia pun tak segan meminta pemerintah untuk melakukan pembinaan secara rutin melalui kampanye-kampanye penolakan LGBT di kalangan para pelajar. "Kalau pemerintah tidak tegas jelas akan menyebar," kata dia.
Kepala Sekolah SMPN 2 Tarogong Kidul, Muhidin, menambahkan kegiatan deklarasi ini diharapkan memberi shock therapy bagi akun pembuat grup gay di Garut untuk menghentikan segala bentuk kegiatannya yang melanggar norma tersebut. "Makanya kami minta pengusutan soal grup gay itu, biar jelas siapa pembuatnya," pinta dia.
Tidak hanya itu, lembaganya meminta orang tua siswa ikut membimbing dan mengawasi anaknya agar lebih waspada dalam pergaulan. "Harus diingatkan juga kalau LGBT itu sangat berbahaya. Mari bersama-sama silaturahmi ke pesantren dan masyarakat, untuk menyosialisasikan bahaya LGBT," ujar dia.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement