Anggota Satpol PP Kendari Jadi Korban Paranoia Massa di Tahun Politik

Biasa mengkonsumsi berita bohong (hoaks) dari media sosial, warga menjadi mudah tersulut emosinya.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 05 Nov 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 17:00 WIB
paranoia
Irwansyah (kiri), Sat Pol PP yang dikira menculik anak jalanan saat melakukan razia, Sabtu (3/11/2018). (foto: Liputan6.com / ahmad akbar fua)

Liputan6.com, Kendari - Tahun politik membuat paranoia publik menemui muaranya. Dampak hoaks membuat publik lebih beringas. Sedikit teriakan, simpati dan empati berubah jadi emosi.

Irwansyah, petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kendari akhirnya menjadi korban keberingasan massa ini. Ia bersama tim menggelar operasi anak jalanan, namun karena sebuah teriakan ia dituduh penculik. Akibatnya, babak belur dipersekusi, Sabtu, 3 November 2018.

Kisah berawal ketika Irwansyah memisahkan diri dari kelompoknya agar operasi berjalan efektif. Ia menginterogasi anak-anak jalanan. Karena bertugas di bagian intel, otomatis Irwansyah tak mengenakan seragam seperti yang lain.

Saat diinterogasi itulah, tiba-tiba seorang ibu yang mengawasi anak-anak jalanan itu mengemis berteriak kepada warga.

"Tolong, penculik!" teriak sang ibu.

Lokasi razia sendiri berada di sebuah pantai. Malam minggu adalah puncak keramaian pengunjung. Mendengar teriakan seorang ibu, warga langsung bergerak. Irwansyah dikerumuni. Suasana berubah horor.

Menurut Mudar, Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kendari, ibu yang meneriaki Irwansyah mengaku bahwa anak yang diinterogasi adalah anaknya. Irwansyah balik diinterogasi kerumunan massa yang mulai beringas.

"Ada yang menanyakan kartu keanggotaan sebagai Satpol PP," kata Mudar.

Tiba-tiba salah seorang memukul Irwansyah. Pukulan ke wajah ini memancing emosi kerumunan massa, akibatnya puluhan warga yang lain seperti berlomba memukuli Irwansyah.

Sejatinya Satpol PP sudah rutin dan cukup intensif merazia anak-anak jalanan. Sasarannya adalah anak-anak yang mengemis dan menjadi gelandangan.

"Anggota yang bertugas, ada yang pakai seragam Satpol PP dan ada yang tidak," kata Mudar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Versi Polisi

paranoia
Irwansyah (kiri). (foto: Liputan6.com / ahmad akbar fua)

Mendapati persekusi ini, petugas Polsek Kemaraya langsung mendatangi lokasi. Mereka juga meminta agar Irwansyah juga segera melapor ke kantor polisi.

"Tapi warga tetap tak percaya dan beramai-ramai datang di Polsek," kata Mudar.

Kapolsek Kemaraya AKP Iksan menyebutkan bahwa Irwansyah menderita luka di bagian kepala. Yang membuat laporan juga institusi Satpol PP.

"Setelah kami terima laporan dari Sat Pol PP,  dan sudah diproses," kata AKP Iksan.

Versi polisi, saat itu Satpol PP bertugas merazia anak jalanan di pinggir teluk. Sebagian langsung menangkap dan membawanya ke mobil. Sebagian lagi mendekati yang sedang nongkrong dan menginterogasi lebih dulu.

"Karena identitasnya tak diketahui warga, dia ditanya dan dikejar. Ternyata warga salah mengira," kata AKP Iksan.

Diketahui, fenomena anak jalanan cukup meresahkan di Kota Kendari. Sejumlah sudut jalan sepi dan lampu lalu lintas, kerap dipenuhi bocah-bocah ingusan peminta-minta.

Dari sejumlah penelusuran Satpol PP, ternyata anak-anak ini dikendalikan oleh sekelompok orang. Diturunkan pada beberapa titik tertentu pada pagi hari, anak-anak ini dijemput oleh para "mucikari" menjelang sore atau malam hari.

Simak video menarik berikut di bawah:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya