Liputan6.com, Kebumen - Awal musim penghujan, bagi petani adalah berkah. Bulir hujan yang turun dari langit merupakan tanda mereka sudah bisa mengolah atau menanami sawah dan ladangnya.
Pun dengan Aryo Pawiro, petani berusia 70 tahun. Senin pagi, 12 November 2018, sekitar pukul 08.00 WIB, warga Dusun Karang Duren, Desa Peniron, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen ini berangkat ke ladang yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Dia tak sendirian. Hari itu ia berangkat ke ladang bersama dengan rekannya sesama petani, Sunardi bin Aryantika (65), yang tetangganya satu RT di Karang Duren.
Advertisement
Aryo tak menyangka, perjalanan bersamanya dengan Sunardi adalah kali terakhir mereka bersua di dunia. Beberapa waktu setelah itu, Sunardi meninggal dunia diserang celeng atau babi hutan.
Kepada polisi, Aryo bercerita bahwa sesampainya mereka di perkebunan, korban berhenti di kebun bawah. Adapun Aryo, berjalan ke kebun yang posisinya lebih tinggi.
Baca Juga
Mendadak, Aryo mendengar Sunardi berteriak-teriak, "Awas celeng!". Mendengar teriakan itu, Aryo pun turun dan kaget melihat Sunardi sedang diamuk seekor celeng.
"Saksi berusaha menolong, tapi takut," ucap Kepala Polsek Pejagoan, AKP R Widiyanto, dalam keterangan yang diperoleh Liputan6.com dari Polres Kebumen, Senin malam.
Tak bisa berbuat banyak untuk menghentikan serangan celeng, Aryo lantas berteriak minta tolong. Tak lama, datang Sakiyo (45) dan Asep Sunaryo (24). Kedua orang itu bertetangga di RT 02/5 Peniron.
Melihat celeng yang sedang menyerang Sunardi, Sakiyo lantas melempar celeng tersebut dengan batu. Berhasil, celeng menyudahi serangannya.
"Babi hutan lari ke bawah," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Warga Buru Celeng yang Menyerang 2 Petani
Kemudian, Aryo, Sakiyo, Asep, serta beberapa warga memeriksa kondisi korban serangan celeng, Sunardi. Ternyata, korban sudah dalam keadaan kritis.
Sunardi ternyata bukan satu-satunya korban amukan celeng. Tak berapa lama, mereka mendengar ada suara teriakan perempuan meminta tolong.
Warga pun segera mengecek asal suara. Belakangan diketahui, celeng kembali menyerang Sudarti (65), tetangga RT mereka di Peniron.
Warga lantas ramai-ramai menolong Sudarti. Celeng pun lari gulung koming setelah warga berbondong-bondong menuju Sudarti.
Sudarti lantas dibawa ke rumahnya sebelum dilarikan ke PKU Muhammadiyah Sruweng. Beruntung, Sudarti selamat.
Nasib tragis dialami Sunardi. Ia mengalami luka parah di bagian mata kiri, lengan kiri, kaki, dan punggung.
Sakiyo lantas menggendong korban ke rumahnya yang berjarak sekitar dua kilometer. Sayangnya, nyawa Sunardi tak bisa diselamatkan. Sunardi tewas usai diserang celeng.
Menyadari bahwa celeng itu berbahaya, warga lainnya lantas memburu celeng yang mengamuk tersebut. Celeng berhasil dibunuh.
Widiyanto mengemukakan, usai menerima laporan, kepolisian lantas mengolah TKP dan memeriksa saksi-saksi. Dalam pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh Tim Inafis Polres Kebumen dan Tim Kesehatan Purskesmas Pejagoan, korban dinyatakan telah meninggal.
"Korban 1 (Sunardi) sudah dalam keadaan MD dalam kondisi luka cabik atau robek bekas amukan babi hutan," dia menjelaskan.
Korban kedua, Sudarti kini dirawat di PKU Muhammadiyah Sruweng dengan kondisi patah tulang lengan kiri, luka sobek pada paha kiri, dan luka robek pada lengan kiri.
Advertisement