Musim Hujan, Warga Lereng Gunung Wilis Malah Kekurangan Air

Meski hujan mengguyur wilayah tersebut, sumur milik warga masih kering. Yang terparah di Desa Bobang dan Desa Semen.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Des 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 09:02 WIB
Warga lereng Gunung Wilis kekurangan air bersih
Warga lereng Gunung Wilis kekurangan air bersih (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Masyarakat yang tinggal di Wilayah Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa timur kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Meski hujan mengguyur wilayah tersebut, sumur milik warga masih kering. Yang terparah di Desa Bobang dan Desa Semen. Kedua desa tersebut berada di lereng Gunung Wilis.

Randy Agatha selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mengatakan, turunnya hujan di wilayah Kabupaten Kediri belum memulihkan sumur warga.

Guna memenuhi kebutuhan air bersih warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri, semenjak beberapa hari terakhir ini terus intensif mengirimkan pasokan air bersih.

"Sehari kita droping 7 sampai 8 truk tanki. Kita tidak membatasi terkait kwantitas maupun masanya. Waktu berapa lama, tetap kita cukupi sesuai kebutuhan dan hasil observasi," jelas Randy, Senin 3 Desember 2018.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat, apabila membutuhkan sesuatu hal terkait tentang kebencanaan, hendaknya segera berkordinasi dengan perangkat desa setempat.

Terdata masyarakat yang terdampak kekurangan air bersih di Desa Bobang sebanyak kurang lebih 1000 kepala keluarga.

"Untuk di Bobang itu ada seribuan kepala keluarga. Untuk yang kita laksanakan Droping kurang lebih 700 sampai 1000," ucapnya.

BPBD Kabupaten Kediri telah mendroping air bersih di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Semen. Diantaranya di Dusun Wonorejo Desa Sidomulyo sebanyak dua tangki. Serta tiga tangki di Dusun Tawang Sari Desa Bobang. Satu tangki truk air dengan kapasitas 4 ribu liter.

Memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, pihak BPBD sudah menyusun dokumen kajian resiko bencana. Dalam hal ini pihak BPBD tidak hanya mengulas kajian tentang musibah bencana banjir saja, tetapi semua potensi ancaman bencana yang ada di wilayah Kabupaten Kediri.

"Kalau kita bicara memang memasuki musim penghujan, jelas ancaman utamanya adalah banjir, longsor, puting beliung, dan mungkin juga aliran lahar. Itu sudah kita petakan, dan kita juga mempunyai tim siaga bencana serta relawan - relawan yang tersebar disemua titik," katanya.

Potensi bencana longsor yang menjadi perhatian biasanya terjadi di lereng kaki Gunung Wilis dan Gunung Kelud. Potensi Longsor di lereng kaki Gunung Wilis dipetakan menjadi 5 wilayah Kecamatan, diantaranya Mojo, Semen, Tarokan, Banyakan, Grogol. Sementara potensi longsor di lereng kaki Gunung Kelud mencakup dua wilayah Kecamatan yakni Ngancar dan Kandangan.

Pihak BPBD sendiri saat ini sudah melakukan upaya rehabilitasi puluhan rumah warga di wilayah Kecamatan Kunjung Kabupaten Kediri yang mengalami kerusakan rumah kategori ringan dan sedang, dampak dari bencana angin puting beliung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya