Perjuangan Warga Karawang, Jalan 7 Km demi Air Bersih

Kemarau panjang yang berdampak pada krisis air bersih terus terjadi di Karawang, Jawa Barat.

oleh Abramena diperbarui 22 Okt 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 19:00 WIB
Kekeringan
Foto: Abramena/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Karawang - Kemarau panjang yang berdampak pada krisis air bersih terus terjadi di Karawang, Jawa Barat. Atas kondisi itu, warga harus berjuang demi mendapat air bersih.

Seperti dialami warga Tanjakan Pacul, Dusun Cidampa II, Desa Kutanagara, dan Dusun Cibenda, Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang, yang terpaksa harus berjalan kaki hingga 7 kilometer demi mendapat air bersih.

Salah satu warga, Karna (34) mengatakan, kesulitan air bersih terjadi setelah sumur milik warga mengering sejak lima bulan lalu.

"Kami warga di sini mengalami kesulitan air sejak lima bulan lalu, kita terpaksa harus turun gunung mencari sumber air sejauh 7 kilometer," kata Karna kepada Liputan6.com, Senin (22/10/2018).

Warga juga harus mencari air bersih di luar dusun atau desa yang kondisi airnya masih cukup. Untuk mengambil air di luar dusun atau desa biasanya menggunakan jerigen dan diangkut menggunakan sepeda motor.

"Iya, karena untuk di daerah ini memang tidak ada lagi sumber air," ucap Karna.

Sementara menurut Sekretaris BPBD Karawang, Supriatna, sedikitnya 20.000 Kepala Leluarga di 15 desa meliputi tiga Kecamatan di Karawang, saat ini mengalami kesulitan air bersih.

"Selama kurun waktu mulai Juni hingga Oktober kami masih terus melakukan pendistribusian air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Tapi itu tidak bisa memenuhi kebutuhan warga secara keseluruhan," ungkap Karna.

Selain BPBD Karawang, kata Supriatna, ada juga pihak lain yang mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan, seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tarum, pihak kepolisian, serta pihak swasta.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya