Keseruan TNI-Polri Ngeband Bareng

Semakin dekat pemilu 2019, TNI-Polri terus berupaya menjaga netralitas untuk mengamankan pemilu 2019.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Mar 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2019, 23:00 WIB
Band Sinergitas TNI-Polri Garut, nampak tengah menghibur para peserta deklarasi pemilu damai perwakilan parpol dan caleg 2019
Band Sinergitas TNI-Polri Garut, nampak tengah menghibur para peserta deklarasi pemilu damai perwakilan parpol dan caleg 2019 (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Ada pemandangan berbeda saat ' Deklarasi Pemilu Damai' seluruh caleg, partai politik (Parpol) dan perwakilan lapisan masyarakat Garut, Jawa Barat yang dilakukan di Pendopo Garut, siang tadi. Lima personil gabungan anggota TNI-Polres [Garut] (3917183 ""), nampak lihai dan selaras memainkan alat musik band, untuk peserta senang membuka pengumuman yang hadir.

Dengan baju lengkap loreng ala TNI dan koklet yang dikenalkan anggota Polisi. Grup band dadakan 'Sinergi TNI-Polri' tersebut, menyanyikan dua lagu yaitu lirik 'Satu Hati' yang dipopulerkan band Dewa, serta Indonesiaku yang bertemakan berjuang.

"Intinya kita ingin semua bangsa bersatu padu, jangan diceritakan berai lawan pemilu ini," ujar Nurul Iman, anggota salah satu band Sinergitas TNI-Polri tersebut, seusai membuka acara pembukaan perjanjian tersebut, Jumat (15/3/2019).

[bacajuga: Baca Juga] (3917183 3917326 3917013)

 Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, sejak berakhirnya pilkada serentak yang dilakukan 27 Juni 2018 lalu, hingga kini masyarakat Garut terbilang kondusif. "Alhamdulillah tidak ada satu pun piring pecah dalam pilkada lalu, dan saya berharap bisa kembali lagi dalam pemilu 2019 ini," katanya.

Menurut Helmi sebagai bangsa yang beragam, sudah selayaknya memilih bijak, dewasa, dan saling mendukung dengan pihak lain, agar mampu menciptakan hubungan yang kondusif. Untuk itu, Pemerintah Garut mengatakan Helmi, mendukung penuh keamanan yang dilakukan TNI-Polri selama masa pesta demokrasi 2019 berlangsung.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguan menambahkan, sebagai abdi negara yang pernah ditambahkan menjadi bagian dari perdamaian PBB di Afrika, keberagaman masyarakat adalah anugerah terbesar bangsa Indonesia.

"Kalau soal jelas memang sudah ada sejak jaman nabi Adam juga," ujar dia ingat.

Budi mengatakan, pesta demokrasi pemilihan umum para calon pemimpin masyarakat, harus disikapi dengan bijak tanpa harus menarik perpecahan. "Kami ingin aman, sudah tidak lagi arogansi, untuk kami TNI-Polri sebisa mungkin perlu kami mendukung dan mengawal masyarakat," kata dia.

Dandim 0611 Garut Letkol Infanteri Asyraf Aziz menambahkan, untuk mengamankan jalannya pemilu 2019, lembaganya siap bahu membahu dengan polisi memberikan rasa aman bagi masyarakat. "Untuk pemilihan pileg dan pilpres kami terjunkan sekitar 659 untuk mendukung polisi," kata dia.

Namun demikian, ada hal yang lebih penting dalam pelaksanaan puncak demokrasi pada 17 April mendatang, yaitu agar seluruh lapisan masyarakat telah memberikan hak pilihnya, untuk tetap besatu. "Kami tidak bisa bekerja sendiri harus semua pihak terlibat dan sadar, itu kekeluargaan, kedamaian sangat penting," ujar dia.

Hindari Hoaks

Deklarasi pemilu damai yang dilakukan seluruh lapisan masyarakat Garut
Deklarasi pemilu damai yang dilakukan seluruh lapisan masyarakat Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Komandan Komando Militer Tarumanaga Kolonel Infanteri Parwito mengatakan, di tengah proses kampanye yang tengah berlangsung, musuh utama saat ini yang kerap menjadi batu sandungan masyarakat adalah beredarnya berita bohong alias hoaks.

"Karena ada berita bohong itu akan mengurangi kepercayaan pihak yang satu dengan pihak lain," klaim mengingatkan.  

Menurutnya, peredaran berita hoak cukup membuat masyarakat resah yang bisa berdampak pada perselisihan pendapat. "Yang terbaru akan terjadi kiamat di Ponorogo, masyarakat sudah resah, memikirkan jika itu terjadi," katanya.

Parwito menerima proses indentifikasi berita bohong bukan hal mudah, selain tidak memiliki kantor redaksi resmi laiknya media massa, juga beritanya tidak bisa dipertanggung jawabkan. “Banyak berita (hoaks) yang perlu diklarifikasi,” katanya.  

17 April mendatang, Lembaganya meminta seluruh caleg dan tim pendukung, untuk menghindari beredarnya berita hoaks. “Intinya agar jangan mudah percaya dengan berita di medsos,” pinta dia.

Hal senada disampaikan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Menurutnya, peredaran berita hoaks sudah sangat meresahkan masyarakat. "Ini bukti jika dunia sudah tua, terjadi banyak firnah di mana-mana," katanya sambil berkelekar.

Agar proses pemilu berjalan aman, lembaganya meminta kepada seluruh caleg dan partisan, lebih dewasa dalam menyikapi seluruh informasi yang dikeluarkan di media sosial. “Kan ada keterangan juga katakan, konfirmasi kita temukan lebih banyak tabayun (Konfirmasi) dulu,” kata dia.

Terakhir ia ingatkan. di tengah-tengah gencarnya pemberitaan dan penyebaran informasi melalui media sosial, lembaganya mengundang semua pihak yang mempertanyakan bijak dalam keterlibatan informasi. "Kalau jaman dulu saat aku ABG (anak baru gede), mulutmu harimau mu, sekarang yang ada jempolmu harimau mu," kata dia ingat bahaya akibat peredaran berita hoaks.

Simak video pilihan berikut:

Siap Menang, Siap Kalah

Deklarasi pemilu damai perwakilan seluruh parpol di Garut
Deklarsi pemilu damai perwakilan seluruh parpol di Garut (LIputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kapoles Budi menambahkan, untuk menghindari timbulnya perpecahan paska pemilu berlangsung, lembaganya meminta semua pihak tetap tenang, dan disetujui bersama mengamankan keamanan. “Yang memenangkan pertandingan ada yang menang dan kalah jadi wajarlah,” katanya.

Menurut Budi, pesta demokrasi harus mempu menarik kebahagiaan bagi masyarakat, dalam menyalurkan aspirasi pilihannya. "Saya ingin si A diclos, si B templos, ditolak setuju, tapi mohon jangan dikotori kebencian, hoaks yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa," papar dia.

Saat bibit-bibit perpecahan terlihat jelas, mulai berita bohong atau hoaks, fitnah yang merajalela, buat buat masyarakat bingung. "Intinya mari kita jaga kondusifitas, jadi terhindar dari perpecahan," kata dia.

Adanya keterpilihan dan tidaknya seorang calon mengatakan dia, merupakan ihtiar seseorang dalam proses demokrasi. "Jadi tidak perlu frustasi jika tidak terpilih, pun jangan jadi sombong jika nanti terpilih, sebab itu semua kehendak Alloh," kata dia. 

Danrem 062 Tarumanagara Kolonel Infanteri Parwito mengatakan, pesta demokrasi pilpres dan pileg 2019 merupakan upaya masyarakat Indonesia, untuk melanjutkan regenerasi kepemimpinan bangsa. “Sudah ada panitianya yang dibentuk (KPU, Bawaslu) kita dukung dan saya minta seluruh TNI-Polri untuk bersikap netral,” katanya.

Ia berharap kehadiran deklarasi pemilihan damai yang mewakili seluruh parpol dan para caleg tersebut, memberikan rasa aman bagi masyarakat. “Soal keamanan tentu tidak bisa hanya dilaksanakan oleh TNI dan Polri,” katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya